33 END (18+)

4.5K 147 27
                                    

Joong mengedipkan mata, terus merasa tak ayal akan kehadiran sosok manis yang kini nyaman bersandar didadanya. Satu tangan perlahan memegang lengan Dunk sedikit sambil memeluk, wajahnya nampak nyaman.

"Joong benar-benar mencintai Dunk..."

Dunk mengangguk samar, menakup wajah tegas itu dengan kedua tangannya sembari mengecup pelan "Dunk juga, sangat-sangat mencintai Joong..."

Joong meraih pinggangnya dan mencium keningnya sangat lembut, Dunk tak dapat menyamarkan rasa malu. sekarang kekasihnya tersenyum kemudian mencium lehernya, menyeringai terkekeh pelan sambil menarik untuk menindih tubuhnya.

Mereka saling menatap lamat, menautkan jemari dengan mata terpejam menikmati perasaan lembut yang mengalir di tiap sarafnya. Mata lentik meredup, berdesir lebih bergejolak saat Joong memasukkan tangan ke sela-sela paha putihnya. Dunk meneguk saliva, murni atas sensasi gila luar biasa. Jemarinya meremas punggung kekar itu, badan tergelitik lebih tepatnya saat lidah mulai mengulir di atas nipple pinknya.

Pipinya di cubit gemas oleh Joong, tak lama hingga mereka memulai ciuman panjang. Membiarkan perasaan rindu terobati sepenuhnya, menjuntaikan benang saliva kala nafas keduanya memburu ditengah gemericik suara air dari luar jendela.

Suasana menjadi lebih dingin, namun keduanya terbalut sensasi hangat di bawah selimut. Remang lampu menyinari hingga ke permukaan kamar, jendela buram dengan upaya menahan desahan desahan lembut dari dalam kamar.

Joong tertawa dengan suara berat, sunyi senyap. Dia menelisikkan wajah di ceruk leher jenjang si manis, aroma strawberry hangat yang memabukkan. Nafasnya berhembus, lidah itu menjulur menciptakan bunyi kecipak dengan alunan suara ringan. "Joonghh...."

Dia semakin bergairah, matanya sarat akan fantasi membuat melayang hingga tubuhnya bergetar. Satu tangan Joong bertahan di sisi Dunk, matanya tak beralih bahkan saat tangan itu sibuk memainkan kejantanan si manis.

"Kau sangat cantik..."

Ungkapan basi dari ribuan tahun lalu tertera apik di lembaran buku dongeng, namun aneh perutnya berdesir tak karuan. Kecupan lembut kesekian kali, penisnya masuk sempurna dalam mulut Joong. Dia menjerit pelan, lidah licin mengilir batang penisnya. "Joonghh... Ahhh... Mphhh..." Satu jemari digigit, terus mencoba menahan tubuh agar tetap tenang. Bola matanya naik di kelopak, dengan satu hentakan pelan penisnya terlepas. "Ahhh....."

"Katakan sesuatu lagi Baby...." Joong menyeringai, menaikturunkan pijatannya "apa kau suka?.."

"Mmmhhh...." Dunk memeluk leher kekasihnya, satu tangan menahan bahu Joong saat lelaki tegap itu memposisikan diri di depan holenya "pelan-pelan..."

"Mungkin akan sakit, kecuali kau menjilatnya dulu..."

Dunk menghela nafas, bangun dari tidur dalam posisi duduk menyimak kejantanan kekasihnya. Pelan saja, satu genggaman penuh dia menjilat ujung penis itu gemas. Bibirnya menempel dengan perlahan membuka akses membuat Joong merasakan hangat dalam mulutnya.

Lelaki tampan itu tak bergerak sama sekali, melainkan hanya memejamkan mata menahan pinggang. Dunk sendiri yang memainkan tempo permainan mereka, bahkan saat ujung penis menyentuh batang tenggorokannya dia enggan untuk berhenti.

Cairan berlendir keluar terus menerus, dia merasa semakin senang dengan aktivitas itu. Saat jemari Joong meremas bahunya, dia masih disana menatap berbinar.

"Baby... Stop..."

Dorongan pelan merubuhkannya, Joong mengukung tubuhnya kuat. Aura gelap terasa pekat, nafas berat dari lelaki tampan itu membuat telinganya geli dengan nafsu melonjak sekaligus.

Satu jari Joong meminta akses dalam holenya, dia melebarkan kaki. Menautkan tangannya memeluk sang kekasih, wajah manis itu jelas memikat. Bahkan pandangan Joong tak beralih lagi, dua jemari lolos memasuki hole dan mulai bergerak bebas. "Joong, pelan..."

My Sweet Heart [Joongdunk]18+[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang