11. Penantian Bae untuk Jinni ✓

101 11 0
                                    

“Ayolah, Jinni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Ayolah, Jinni. Kapan lagi kau akan bertemu dengan mereka?”

Jinni menggeleng kuat sambil memeluk boneka harimau nya membelakangi Bae yang tengah merujuknya agar ikut ke rumah saudara sepupu mereka. Lagi, Bae ada-ada saja mendatangi rumahnya dan mengajaknya secara dadakan.

“Aku tidak mau, Baejin. Trauma itu cukup membuatku takut”

Bae memegang bahu Jinni dan mengelusnya, “Kau trauma dengan rumah itu, atau karena takut diejek gila oleh mereka?”

Jinni menunduk, “Keduanya...” Cicitnya pelan.

Bae tersenyum kecil, “Kalau begitu, kita tidak jadi pergi kesana”

Jinni menoleh dengan wajah berbinar-binar, senyuman indah itu kini terukir di wajah gadis itu

“BENARKAH?!”

Bae mengangguk, “Tapi kau harus janji untuk menerima tawaranku selanjutnya, karena kita akan pergi ke tempat yang benar-benar sangat indah”

Jinni terdiam, gadis itu terjeda dengan situasi ini. Hingga pada akhirnya, Jinni memutuskan untuk mengangguk sebagai balasan. Sementara Bae sendiri tersenyum miring melihatnya.

***


“AHHH!!! AKU TIDAK MAU KESINI, BAE!! TAU GITU, AKU TIDAK MENERIMA AJAKANMU TADI!”

“Sudahlah, Jinni. Kita sudah sampai ini”

“TAPIㅡ”

Bae membekap mulut Jinni cepat dan menyeret gadis itu memasuki gedung besar bertingkat di depannya. Sambil memegang Jinni yang akan kabur, Bae berusaha menelfon nomor seseorang yang akan ia temui hari ini.

“Halo?”

Bae? Bagaimana, kau sudah sampai?

“Aku di depan bersamanya, dimana ruanganmu?”

Aku ke depan sekarang, kau tunggu disana ya

Hmm...baiklah”

Jinni memukul lengan Bae berkali-kali karena sebal, gadis itu ingin menangis saat ini. Bagaimana tidak, Bae mengajaknya ke tempat keramat yang tidak akan pernah ia temui selamanya.

Beberapa menit kemudian, Bae dapat melihat seseorang berlari sambil tersenyum ke arahnya.

“Bae!”

“Kak Wendy!”

Gadis yang dipanggil Wendy itu tersenyum cerah, kemudian memeluk Bae saking rindunya karena sudah lama tidak bertemu.

“Hai, Kamu Yunjin, ya?” Tanya Wendy menatap lembut Jinni.

Jinni mengangguk ragu, gadis itu menatap lantai karena tidak mau menatap Wendy.

Bae mengangkat dahu Jinni, sehingga Jinni dapat melihat wajah cantik Wendy dengan jelas.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang