34. Gadis itu kembali terluka ✓

101 8 1
                                    

Pagi hari telah tiba, Sang mentari datang guna menyinari bumi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari telah tiba, Sang mentari datang guna menyinari bumi. Gadis-gadis itu telah terbangun dan bergerak melakukan aktivitas baru di hari Minggu. Seperti Lily yang tengah memasak sarapan bersama Haewon. Kyujin yang masih tertidur, sepertinya lelah semalaman. Jiwoo yang bermain game lewat ponselnya, tak peduli Ayahnya sudah menelfon berkali-kali karena ia harus pergi les. Sullyoon yang bermain gitar sambil bergumam sendirian. Jinni yang menonton acara olahraga di TV. Dan, Bae yang tengah mengumpulkan nyawa sembari bersandar di sofa.

“Kim Jiwoo, kau tidak pulang?” Tanya Jinni tanpa melirik Jiwoo.

Jiwoo menoleh ke arah Jinni dan mengangkat sebelah alisnya, “Kakak mengusirku?”

“Ck, tidak! Maksudkuㅡayahmu sudah menelfon berkali-kali dan kau masih terlihat santai”

“Aku ingin ikut kalian mengantar Kyujin” Balas Jiwoo santai.

Jinni menggeleng, berani sekali anak ini membolos pikirnya. Gadis itu beranjak dari sofa dan berniat membangunkan Kyujin.

“Hey, makanan sudah matang!” Panggil Haewon membawa teflon besar berisi nasi goreng buatannya dengan Lily.

“Yeay!! Makan!” Gadis gadis itu beranjak dan segera berjalan menuju meja makan. Tampaknya, mereka sangat lapar sehingga tergiur dengan wangi nasi goreng tersebut.

Tiba-tiba, seorang satpam datang menghampiri gadis-gadis itu.

“Selamat pagi, Nona”

“Pagi, Pak Sam”

“Ada seorang supir yang ingin menjemput Nona Haewon”

Gadis-gadis itu melirik Haewon, sementara Haewon sendiri mengerut heran.

“Aku?” Satpam itu mengangguk.

“Sepertinya dia suruhan Orang tua, Nona”

Haewon menghela nafas, kali ini apalagi yang diinginkan Haedan setelah mengusirnya pasal keluarganya akan berada di rumah selama seminggu.

“Sepertinya sudah jadwalku untuk pulang, kalau begitu aku pulang dulu”

Sebelum kaki Haewon melangkah, Lily terlebih dulu menghentikan pergerakannya.

“Hei!” Panggilnya memegang bahu gadis itu.

Haewon menoleh, “Ada apa, Kak?”

“Hati-hati. Tanganmu belum sepenuhnya sembuh, ingat?”

Haewon tersenyum tulus dan mengangguk paham, “Tenang saja, aku akan menjaga diriku”

***

“Nona muda, Haewonㅡperempuan paling hina di rumah ini akhirnya telah datang lagi”

Haewon menghentikan langkahnya menuju kamar tatkala melihat Haedan berjalan ke arahnya sembari tersenyum segar.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang