62. Kekhawatiran Berujung Rela ✓

65 10 0
                                    

Jiwoo telah kembali ke rumahnya, gadis itu melirik jarum jam yang menunjukkan pukul 10 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiwoo telah kembali ke rumahnya, gadis itu melirik jarum jam yang menunjukkan pukul 10 malam. Kedua Orang tuanya sedang tak ada dirumah, membuat gadis itu menhela nafas panjang. Lagi-lagi dirinya harus sendirian di rumah.

Jiwoo menutup pintu kamarnya dengan amat rapat, kemudian ia bersandar di belakang pintu sembari mengusak rambutnya frustasi.

“Sialan!” Gerutu gadis itu menendang angin di hadapannya.

“Kenapa harus kau, Kak! Kenapa harus kau!” Lirih Jiwoo disela emosinya.

Jiwoo kembali membuka ponselnya, kemudian melihat roomchat miliknya dengan Stella tadi siang. Ya. Gadis itu menelfonnya, alih-alih memberikan pesan.

Jiwoo mengerut tatkala nomor Stella yang tak ia simpan tiba-tiba menelfonnya, gadis itu memilih untuk menghindari Lily dan Jinni sementara dengan memilih keluar dari ruangan Haewon.

Jiwoo mengangkat panggilan itu dan terdiam, nafasnya tiba-tiba tercekat mendengar suara nyaring Stella yang memasuki indera pendengarannya.

“Hai, Kim Jiwoo. Bagaimana kabarmu setelah kau keluar dari Rumah Sakit?”

Jiwoo menggigit bibir bawahnya, “Cukup dengan omong kosong mu, Stella”

Terdengar kekehan Stella dari seberang sana, “Kau ini tidak beda jauh dengan Jinsol, ya? Sama Sama pengecut!”

“Apa yang kau mau? Setelah ini tinggalkan aku dan Kak Bae”

Jiwoo mengerut tatkala tidak mendengar balasan dari Stella.

“Jauhi, Bae Jinsol”

“Apa maumu, Stella!” Sentak Jiwoo mulai emosi.

“Kalau kau ingin Jinsol lepas dari Ayahku, maka kau yang harus mengorbankan diri”

M-Maksudmu??”

“Ayahku ingin sedikit bermain denganmu, Kim Jiwoo”

Jiwoo mengepalkan tangannya kuat, tubuhnya bergetar hebat dengan mata yang setia menatap kosong ke depan.

“Apa maksud dari bermain itu?”

“Datanglah ke Markas tempat Ayahku menyulikmu

“Aku tidak akan datang jika alasanmu tidak jelas”

“Kalau begitu, aku hanya ingin memberitahu bahwa sisa hidupmu sepertinya hanya tersisaㅡ5 Hari ke depan”

“Sialan!”

“Gunakan 5 Harimu esok dengan baik, Kim Jiwoo. Dan jangan lupa untuk berpamitan dengan teman-teman sialanmu dan Bae Jinsol”

Panggilan dimatikan oleh Stella. Jiwoo menggenggam erat ponselnya hingga jari-jarinya memutih. Gadis itu merasa khawatir dengan 5 hari kedepan saat ini.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang