47. Luka Kedua Bungsu ✓

67 8 2
                                    

Jiwoo mengacak rambutnya frustasi, ia baru saja mendengar kabar bahwa Olimpiade akan diadakan sebentar lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiwoo mengacak rambutnya frustasi, ia baru saja mendengar kabar bahwa Olimpiade akan diadakan sebentar lagi. Yaitu, Minggu depan.

Keadaan Kyujin semakin memburuk dari kemarin. Gadis itu sering kehilangan nafasnya secara tiba-tiba, kadang suka mimisan, dan sering sakit kepala. Yang membuat Jiwoo benci pada sifat gadis itu adalah, Kyujin sangat keras kepala.

Jiwoo menggigit gulingnya gemas dan melemparkannya ke sembarang arah, bertepatan dengan masuknya kedua orang tua gadis itu.

“Ayah? Ibu?”

Jiwoo dibuat heran tatkala keduanya memasuki kamar Jiwoo dan menghampirinya. Tatapan mereka berdua tidak dapat dijelaskan, seakan-akan ada sesuatu yang menjanggal dalam hati.

“Kau ingin ikut Ayah atau Ibu?”

Deg!

Ini yang ia takutkan. Perceraian.

Jiwoo membulatkan mata tak percaya. Air matanya tiba-tiba jatuh begitu saja, ia masih shock.

“M-Maksudnya?”

“Kami akan bercerai, Jiwoo. Pernikahan ini sudah tidak bisa dilanjutkan” Ibu gadis itu mengelus surainya lembut.

Rahang Jiwoo mengeras, ia menggigit bibirnya guna menahan tangisan. Namun, air matanya yang terlihat jelas cukup menjelaskan semuanya saat ini.

“A-Aku tidak mau....”

“Jiwoo, kumohon jangan seperti ini” Jiyong menatap lirih anak gadisnya.

Jiwoo menggeleng cepat, ia beranjak dari ranjangnya dan menjauhi kedua orang tuanya.

“Lebih baik aku saja yang pergi!” Putus Jiwoo sebelum pada akhirnya ia berlari keluar dari kamarnya untuk pergi dari rumah.

“Kim Jiwoo!!!”

Jiwoo berlari keluar dari rumah sambil menyeka air matanya kasar. Hari sudah semakin malam, dan Jiwoo berani sekali keluar dari rumahnya.

Tujuan utamanya saat ini adalah Bae Jinsol. Gadis itu membutuhkan Jinsolnya, membutuhkan pelukan hangatnya yang dapat menenangkan hati.

“Persetan dengan perceraian, lebih baik aku tinggal bersama Kak Bae saja daripada bersama kalian!” Desis Jiwoo kembali menyeka air matanya secara kasar.

Namun, tiba-tiba langkahnya terhenti tatkala sekelompok orang mencegatnya. Jiwoo membulatkan matanya, jantungnya berdetak tak karuan. Jiwoo berjalan mundur perlahan menghindari mereka.

“Kita ketemu lagi, Kim Jiwoo”

Stella. Dan teman-temannya.

Jiwoo mengeraskan rahangnya, “Kalian mau apa?”

Stella mengambil balok kayu besar disana, kemudian menyuruh temannya untuk menyeret Jiwoo.

“SIAL!” Jiwoo memekik. Baru saja kakinya melangkah ingin pergi, namun di sekelilingnya sudah terdapat banyak orang yang memegang balok kayu yang sama.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang