40. Untukmu, Jang Kyujin ✓

99 9 1
                                    

“Jang Kyujin”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jang Kyujin”

Kyujin yang tengah duduk di taman Rumah Sakit, menoleh dan tersenyum sendu menatap Jiwoo yang datang menghampirinya.

“Kau benar-benar datang?”

Jiwoo duduk di samping Kyujin, “Tentu saja untuk sahabatku, memangnya aku pernah melanggar janjiku?”

Kyujin tersenyum kecil, bibir dan wajahnya yang pucat membuat gadis itu mengerang kesakitan berkali-kali.

Jiwoo sigap mengambil tissue dari tas nya, ia membantu Kyujin membersihkan darah mimisan yang lagi-lagi keluar. Kyujin menyentuh dada kirinya dan mengambil nafas panjang, ia memejamkan mata sejenak dengan nafas tercekat.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Jiwoo sembari membungkus tissue bekas itu di kantung plastik.

Kyujin membuka matanya perlahan dan tersenyum kecil.

“Terimakasih” Lirihnya pelan.

Jiwoo mengelus kepala Kyujin lembut, “Ada apa? Kenapa kau memanggilku”

“Janji jangan kecewa padaku?”

Jiwoo terdiam sejenak, kemudian mengangguk ragu. Ia menghela nafasnya panjang dan tersenyum menatap Kyujin.

Kyujin mengeluarkan bungkus rokok yang tersisa di sakunya. Anak itu masih nakal, padahal ia sudah berjanji agar tidak merokok. Namun, mau bagaimana juga masalahnya terlalu berat sehingga memutuskan ia untuk merokok lagi.

Gadis itu mengambil satu batang rokok dan membakar bara rokok tersebut. Kyujin menghisapnya, kemudian menghembuskannya perlahan hingga asap itu keluar dengan tebal dari mulutnya.

“K-Kyujin??” Nafas Jiwoo tercekat, ucapannya menjadi terbata-bata tatkala melihat bungkus rokok itu.

“Sudah lama sekali, sejak aku merasakan stress yang berlebihan. Kumohon jangan marahi aku..” Balas Kyujin sendu, gadis itu menatap batang rokok yang menyala di sela sela jarinya.

Jiwoo terdiam untuk beberapa sekon, kemudian menghela nafas dengan tatapan kosongnya.

“Hentikan, Kyujin. Berhenti merokok, kumohon.....” Lirih Jiwoo menggenggam erat jari jemari Kyujin.

Kyujin tersenyum kecil, “Ini yang terakhir, aku juga sedang berusaha. Bantu aku, ya?”

Jiwoo mengangguk kecil. Ia sangat kecewa, namun karena kondisi Kyujin yang tak memungkinkan untuk dimarahi, ia memilih mengurungkan niatnya.

“Selain itu, apa lagi? Kenapa kau sering sekali kesakitan akhir-akhir ini?” Tanya Jiwoo khawatir.

“Aku mengidap lupus, maka itu aku harus mulai pengobatan dan dirawat”

Lagi-lagi Jiwoo terdiam seribu bahasa, gadis itu menatap kosong rumput di bawahnya. Kyujin memegang bahu gadis itu, kemudian air mata Jiwoo keluar tanpa gadis itu terisak. Kyujin menghapus air mata itu dan menatapnya sendu.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang