75. Semua Orang, Jahat, untuknya! ✓

39 5 2
                                    

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, dan gadis bermarga Bae itu tengah berada di kantin rumah sakit sendirian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu menunjukkan pukul 12 siang, dan gadis bermarga Bae itu tengah berada di kantin rumah sakit sendirian. Pasalnya, Jinni dan Sullyoon tengah fokus berbincang hingga tak sadar bahwa dirinya pergi keluar ruangan. Bae merasa bosan karena Lily tengah sakit dan sedang istirahat, mungkin jika ada Jiwoo, dirinya tidak akan sebosan ini.

Tatkala tengah membayar makanan yang tengah ia beli, seseorang menepuk pundaknya. Bae menoleh dan mengerut heran.

“Kak?”

Bae tak mengenali sosok anak kecil di hadapannya ini. Namun wajahnya terlalu polos, membuat Bae jadi tak tega untuk meninggalkannya sendiri.

“Hei, kenapa kau sendirian?” Bae berjongkok, menyamakan posisinya dengan gadis kecil itu.

Gadis polos itu memiringkan kepalanya dengan tatapan lucu.

“Kakak bosan, ya?”

Bae terdiam sejenak dan terkekeh kecil, “Haha, bagaimana kau tahu?”

Gadis kecil itu tersenyum tipis, “Semua itu adalah kenyataan, Kak. Dan kakak harus menerimanya dengan lapang dada”

Bae mengerut tak paham, apa maksud dari gadis di depannya ini?

“Apa maksudnya?”

Gadis kecil itu menggeleng lucu, “Tidak jadi, hehehe. Aku hanya ingin kakak sehat saja, bertahanlah sebentar lagi”

Bae tersenyum simpul dan mengangguk, “Baiklah. Siapa namamu?”

Gadis kecil itu tersenyum riang, “Kim Jiwoo!”

Senyum Bae sedikit memudar. Nama itu, adalah nama yang selalu ia rindukan selama ini.

Kim Jiwoo.

“Kim Jiwoo!!! Dimana kau, nak?”

Bae menoleh tatkala seorang wanita muda tengah mencari seorang gadis yang ia ketahui pasti dia adalah ibu dari gadis pemilik nama Kim Jiwoo ini.

“Bibi!”

“Ah, Jiwoo!” Wanita itu menghampiri mereka dan menggendong gadis bernama Jiwoo itu.

“Terimakasih ya, Kak. Kamu sudah menemani anakku” Tutur Wanita itu lembut dengan senyuman manisnya.

Bae tersenyum simpul, “Sama-Sama, Bibiㅡah, kalau boleh tahu, kenapa Jiwoo bisa menghilang sampai sini?”

“Jiwoo memang suka sekali bermain di sekitar sini. Dia pasien yang suka mengobrol dengan orang asing, makanya tadi dia menemui Kakak disini”

Bae mengangguk paham, “Ah, begitu...”

“Jiwoo memiliki penyakit jantung, Kak. Dia harus segera menerima donor darah, makanya ia bertemu dengan orang asing agar ia bisa bermain dengan mereka sebelum dirinya tiada”

Bae membulatkan matanya terkejut, “Maksud Bibi?”

Wanita itu menggenggam tangan mungil Jiwoo dan tersenyum teduh, “Bibi menyerahkan dia kepada Tuhan jika memang dia ingin kembali. Hidupnya penuh dengan kesakitan, maka itu Bibi berniat membebaskan semua kebahagiaan yang ia miliki”

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang