58. Perasaan Buruk ✓

39 4 0
                                    

“Jadi, apa yang ingin kau katakan?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Jadi, apa yang ingin kau katakan?”

Lily dan Haewon tengah duduk diatas ranjang Lily setelah memakan makanan mereka, kedua gadis itu saling menggenggam tangan satu sama lain sambil menonton film lewat TV.

Haewon menghela nafas panjang, matanya melirik ke arah ranjang Kyujin yang sudah tak lagi dipakai. Ranjang itu terlihat sangat rapih, bahkan tiang infus bekas gadis itu masih ada disana.

“Aku bertemu Kyujin di mimpiku malam ini”

Lily mendekat dan menatap Haewon khawatir, “Lalu apa yang terjadi?”

“Dia bilang kepadaku bahwa aku harus bertahan. Dia juga minta maaf karena pergi meninggalkan kita lebih duluㅡ” Nafas Haewon tercekat sejenak.

“ㅡlalu tubuhnya terpisah beberapa bagian, dan terbawa angin”

“Aku menangis di mimpi itu...” Lirih Haewon.

Lily mengelus punggung Haewon pelan, “Kau merindukannya, kan? Mau ke makamnya?”

Haewon mengangguk, “Aku mau”

“Kalau begitu, kita pergi nanti sore”

Haewon mengangguk, “Kakak merindukan Kyujin?”

Lily tersenyum lirih, “Tentu saja, aku kenal dia jauh lebih lama daripada aku kenal denganmu. Dan ranjang itu selalu membuatku merindukannya”

Kini Lily menoleh ke arah ranjang yang tak pernah dibongkar itu semenjak kepergian Sang pemilik ranjang. Hiasan di ranjang itu pun enggan dilepaskan, beserta dengan beberapa bantal dan selimut yang masih tercium jelas wangi tubuh Sang pemilik. Haewon menatap lirih ranjang itu, tangannya mengelus jari jemari Lily perlahan.

“Kenapa tidak dibongkar saja? Daripada kakak menangis terus?”

Lily menggeleng, “Hanya itu kenangan terakhirnya yang aku punya. Ponselnya dibawa oleh Bibi Gyurin setelah Kyujin dimakamkan, dan kemungkinan sudah dimatikan total”

Dada Haewon terasa begitu sesak, ia merasakan nyeri dan ingin menangis saat mendengarnya. Ia benar-benar merindukan Kyujin.

Kemudian Haewon tersadar, ia memiliki satu masalah lagi yang akan ia bicarakan dengan Lily.

“Kak”

“Hm??”

“Akuㅡada masalah yang harus aku beritahu ke kakak”

Tatapan Lily kini mengerut, “Ada apa?”

Haewon mengambil nafasnya sejenak, kemudian membuangnya perlahan.

“Y-Yoonaㅡ” Nada gadis itu bergetar.

“Ada apa??” Lily ikut panik karena mendengar nada getar dari Haewon.

Haewon menggigit bibir bawahnya dan menunduk, “Yoonaㅡdilecehkan, kak”

Lily membulatkan matanya, jantungnya seakan berhenti berdetak untuk sejenak. Tangannya lemas, gadis itu melepaskan ponsel yang berada di genggamannya. Ia menatap gadis itu panik.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang