29. Trauma Haewon ✓

82 9 6
                                    

“Oh Haewon, Kau sudah tidur?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oh Haewon, Kau sudah tidur?”

Lily dan Kyujin berjalan kecil menuju kamar. Hanya terdengar suara dengkuran dari dalam kamar.

“Kak Haewon sudah tidur, sepertinya aku minta maaf besok saja”

Lily mengangguk kecil dan mengusap kepala Kyujin.

“Sebaiknya kau juga istirahat. Tidurlah disamping Haewon” Ucap Lily sambil menunjuk sisi Haewon yang masih kosong di atas ranjangnya.

Kyujin menggeleng, “Kakak tidur dimana?”

“Aku bisa tidur di sofa. Kemarin Haewon juga disana, kan”

Kyujin mengangguk kecil, membuat Lily gemas dan mengusap pipinya pelan.

“Tidurlah, aku akan menyusul nanti”

“Kakak ingin kemana?” Tanya Kyujin tatkala Lily melangkah menuju luar.

“Ke ruang musik. Aku ingin bermain piano”

“Baiklah, kakak jangan lama-lama”

Lily terkekeh kecil, “Iya. Sudah sana tidur”

Kyujin berjalan pincang menuju samping Haewon yang membelakangi dirinya. Kyujin menaiki ranjang dengan amat perlahan, tidak mau membuat Haewon terbangun karenanya.

“Kak Haewon. Jika kau mendengarnya, kumohon maafkan aku. Aku hanya sedikit stress dan tidak berniat membuatmu mengingat masa lalu mu. Kau boleh menghukumku semaumu, bahkan menyiramku dengan air panas untuk mengganti posisimu juga tidak apa-apa. Asal kau merasa puas, aku akan senang juga”

Kyujin menjeda kalimatnya dan tersenyum.

“Tidur yang nyenyak dan cepatlah sembuh. Kau harus tau bahwa aku sangat menyayangimu meskipun kita baru berkenalan, Kak...” Kyujin melanjutkan kalimatnya dan mulai membenarkan posisi menghadap punggung Haewon.

Dengkuran mulai terdengar dari gadis itu. Kyujin nampak lelah sepertinya.

Namun, Haewon yang mendengar semuanya memilih untuk memejamkan mata bersamaan dengan air mata yang keluar darisana.

“Akuㅡjuga menyayangimu, anak kecil......”

***

Pagi hari telah tiba. Lily tengah membantu menyuapi sarapan Kyujin, sementara gadis itu tengah merapihkan bukunya.

“Sudah, Kak. Aku kenyang”

“Ayolah, sedikit lagi akan habis. Lagipula, memangnya kau mau pingsan karena tidak makan, huh?” Balas Lily.

Kyujin menggeleng, “Tidak mau! Aneh sekali rasanya pingsan karena menolak makan”

“Makanya makan!”

“Isshhhh, iya” Ketus Kyujin cemberut. Lily terkekeh dan mulai menyuapi anak itu untuk yang kesekian kalinya.

Butuh beberapa menit untuk Kyujin menghabiskan sarapannya. Hingga pada akhirnya, Lily menaruh bekas piring itu pada meja makan.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang