39. Jinni butuh Sullyoon-nya ✓

90 10 3
                                    

Hari sudah terlihat mulai malam, Sullyoon masih setia melihat ke arah pintu kamar Jinni yang masih tertutup rapat disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari sudah terlihat mulai malam, Sullyoon masih setia melihat ke arah pintu kamar Jinni yang masih tertutup rapat disana. Makanan yang disajikan di depan pintu pun tak diambil oleh Sang pemilik kamar, sudah pasti pintu tersebut belum terbuka sejak siang tadi.

Lily tengah merangkul Sullyoon, sementara Jiwoo tengah tidur di pangkuan Lily. Bae bersama keluarganya tengah berkumpul di taman belakang rumah.

“Kak Haewon tidak datang?” Tanya Sullyoon melirik Lily sekilas.

Lily menggeleng, “Sepertinya, tidak. Anak itu baru sembuh, dan ia harus mematuhi peraturan dari Ayahnya, bukan?”

Sullyoon menghela nafas panjang, gadis itu kembali melirik pintu yang masih tertutup rapat itu.

“Aku, datang...”

Lily dan Sullyoon kompak menoleh, mereka melihat Haewon dan Yuna yang baru saja datang ke rumah duka malam malam begini.

“Haewon? Kenapa kau datang?”

Haewon menghampiri mereka sambil tertatih-tatih, “Tidak apa-apa, Kak. Aku kabur dari rumah sebentar, Ayah juga belum pulang”

“Nanti, aku yang antar kau saja” Balas Lily tanpa menatap gadis itu.

“Aku pergi bersama Yuna, kak”

Lily menoleh ke arah seorang gadis tinggi di samping Haewon. Gadis itu yang berada di rumah sakit saat itu, Lily tak menyadari bahwa ia adalah teman Haewon.

Lily terdiam sejenak, “Baiklah, jangan pulang terlalu malam” Putusnya pelan.

Haewon mengangguk, gadis itu menarik Yuna agar duduk di sofa bersamanya. Tepat duduk disamping Lily.

“Hei, Yuna. Kau tidak masalah pulang malam?” Tanya Haewon kepada gadis itu.

Yuna tersenyum, “Aku tinggal sendiri di Apartemen, Haewon”

“Kau tinggal di Apartemen?!” Tanya Haewon sekali lagi, kali ini agak terkejut.

Yuna mengangguk, “Aku tak punya keluarga”

“Dimana Orang tuamu?”

Yuna tersenyum kecil, “Aku tak punya ibuㅡ” Gadis itu menjeda kalimatnya sejenak, ekspresi wajahnya berganti menjadi datar kemudian.

“ㅡtapi aku punya Ayah yang menghilang dan tak bertanggung jawab untuk mengasuhku”

Haewon terdiam seribu kata, “M-Maaf, Harusnya aku tak bertanya tentang itu...”

Yuna terkekeh pelan dan merangkul Haewon, “Tak masalah, aku sekarang punya kau”

Haewon tersenyum tipis dan mengelus tangan Yuna yang berada di bahunya.

Lily hanya melihat gadis itu sekilas, kemudian menghela nafas panjang. Tatapannya kini beralih ke Sullyoon yang masih terdiam menatap pintu kamar itu.

“Yoona”

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang