30. Penjagaan untuk Jiwoo ✓

94 11 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 6 sore, waktu yang tepat untuk Bae pulang ke rumahnya setelah membeli beberapa belanja bulanan bersama Jinhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul 6 sore, waktu yang tepat untuk Bae pulang ke rumahnya setelah membeli beberapa belanja bulanan bersama Jinhan. Namun, gadis itu lebih memilih untuk menjenguk Jiwoo yang masih sakit dan meminta Jinhan untuk pulang lebih dulu.

“Hei, Jiwoo”

Jiwoo menoleh pelan dan tersenyum kecil, “Kakak?!”

Bae menghampiri Jiwoo dan memeluk gadis yang tengah duduk di atas ranjang itu. Bae mengelus pinggang Jiwoo pelan.

“Maafkan aku. Karena aku, kau jadi terkena imbasnya”

Jiwoo tersenyum kecil, “Tidak apa-apa, Kak. Ini bukan salah Kakak. Aku saja yang tidak hati-hati kemarin”

Kala itu. Jiwoo tengah duduk sendiri di kursi kamarnya. Ia mendengarkan musik lewat earphone sambil membaca novel. Tiba-tiba, Jiyong datang menghampirinya.

Kim Jiwoo

Jiwoo meliriknya sekilas dan menaikkan sebelah alisnya.

Ya? Ada apa, Ayah?

Ini ada paket untukmu, tapi tidak diberitahu siapa pengirimnyaBalas Jiyong sedikit menggaruk tengkuknya.

Ia memberikan Jiwoo paket itu. Tentu saja Jiwoo terheran dan memilih mengambil paket itu

“Tumben sekali?ㅡomong-omong, terimakasih Ayah”

Jiyong tersenyum kecil, “Sama-sama, beritahu Ayah jika ada sesuatu” Ujarnya dan pergi meninggalkan Jiwoo di kamarnya.

Jiwoo mengangguk kecil dan membuka bungkus paket itu dan terkejut bukan main tatkala melihat banyaknya bungkus coklat favoritnya.

Jiwoo tergiur, ia dengan cepat membukanya dan memakan coklat itu dengan perasaan senang. Baru beberapa gigitan, Jiwoo merasa aneh dengan perutnya saat ini. Ia pun berlari menuju toilet dan meninggalkan barang-barangnya.

Bae melepaskan pelukannya dan menatap Jiwoo, “Tetap saja. Kau jadi terkena obat itu sampai perutmu sakit dan kau berakhir pingsan”

Bae mengeluarkan sebungkus coklat dari tasnya dan memberikannya kepada Jiwoo.

“Ini baru coklat yang kuberi langsung untukmu. Mana pernah aku menyuruh orang untuk memberimu makanan”

Jiwoo menerimanya dengan senang hati, gadis itu menyengir.

“Hehehe. Terimakasih banyak, Kak” Seru Jiwoo.

Bae tersenyum kecil. Di dalam hatinya, gadis itu terus merasa gelisah karena ia takut akan ada korban selanjutnya setelah ini. Tentu saja Bae tidak menginginkan itu semua terjadi.

Orang berhati busuk itu harus diberi pelajaran. Bae harus menemui orang itu dan menghentikan semuanya agar tidak ada korban selain Jiwoo, meskipun harus nyawanya yang terancam juga.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang