44. Emosi yang tak Tertahan ✓

53 8 0
                                    

Sullyoon dan Lily telah sampai di depan rumah besar bercat putih tulang yang sepi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sullyoon dan Lily telah sampai di depan rumah besar bercat putih tulang yang sepi itu. Lily dengan segera keluar dari mobil dan meninggalkan Sullyoon yang masih berteriak memanggil namanya.

“Kak!!”

“Nona Liㅡ”

“Katakan dimana Paman Gooyoung” Potong Lily tegas kepada Satpam yang bertugas di depan rumah.

Satpam itu meneguk ludahnya kasar, ia memilih untuk memberi tahunya sebelum emosi gadis itu meledak di hadapannya.

“D-Di ruang tamu”

Lily berlari memasuki kawasan rumah, emosi gadis itu sudah menggebu. Sullyoon bahkan membuka mulutnya tak percaya jika Lily bisa se-emosi itu.

“PAMAN GOOYOUNG!!!”

Sullyoon berlari menyusul Lily daripada terjadi sesuatu kepada gadis itu.

Netra Lily bergerak cepat mencari keberadaan Gooyoung. Namun tidak ada siapapun di dalam rumah besar itu.

“Ternyata kau yang membuat kekacauan dirumahku, Nona Lily Morrow?”

Gooyoung datang dengan tatapan dinginnya dari arah tangga, pria itu berjalan menuju Lily dan menatap tajam gadis itu.

Sementara, Sullyoon mulai panik. Gadis itu berkali-kali menarik Lily agar segera mundur darisana. Banyak para pekerja yang mulai berlarian ke arah ruang utama hanya untuk melihat kekacauan yang dibuat Lily.

“Jadi, apa yang kau lakukan lagi kepada anakku? Dimana dia??”

Bugh!

Lily memukul rahang pria itu, membuat semua orang disana menatap Lily tak percaya, terlebih lagi Sullyoon yang sampai membulatkan matanya.

“Kau yang harusnya kutanya seperti itu, tuan. Apa kau tidak menyadari perbuatanmu” Bahu Lily naik turun, matanya mulai bergetar dan berkaca-kaca.

Gooyoung kembali menatap wajah Lily dan tertawa sinis, “Tahu apa kamu tentang anak saya?"

“K-Kyujin. Kau memukulnya setiap hari, dan kau masih tidak tahu rasa manusiawi?” Tanya Lily dengan nada bicaranya bergetar hebat.

“Saya hanya menyuruhnya untuk belajar, bukan untuk bergaul dengan anak sialan sepertimu!” Bentak Gooyoung pada Lily, membuat gadis itu tersentak sejenak.

“Kak, hentikan.....” Lirih Sullyoon memegang tangan Lily. Memintanya untuk menghentikan pertengkaran ini.

“Kau tidak tahu apa-apa tentang anak saya, jauhkan dia atau kauㅡ!”

“Atau apa?!” Bentak Lily memotong.

Gooyoung menggeleng tak percaya dengan sifat Lily yang tidak mencerminkan kesopanan pada orang yang lebih tua.

“Kau ini memang kurang ajar, ya? Tidak pernah sekolah atau bagaimana?!” Sentak Gooyoung mulai emosi.

“Aku tidak peduli jika sifatku seperti ini, karena itu pantas untuk orang sepertimu” Balas Lily tajam.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang