Suara decitan dari keempat roda brankar yang digunakan petugas untuk membawa Haewon menuju ruang UGD terdengar cepat, diiringi dengan suara tapak sepatu banyak orang yang berlari sembari mendorong brankar tersebut.
Salah satu petugas menggunakan Bag Valve Mask di bagian mulut dan hidung Haewon agar gadis itu tidak kehilangan nafasnya, petugas itu menekan kantung angin berkali-kali sambil berlari sebagai penolongan. Petugas lainnya menekan perut Haewon yang sudah dipenuhi oleh banyak darah, gunanya untuk menahan darah yang akan keluar lagi dari perut Haewon. Bisa bahaya jika gadis itu kehilangan banyak darah.
Sementara kedua petugas lainnya sibuk berlari sembari mendorong brankar tersebut. Diikuti oleh Lily dan Sullyoon yang terlihat panik sembari mengejar brankar yang berjalan semakin cepat.
“Ya Tuhan, tolong lindungi dia! Tolong, Ya Tuhan...” Lily terus mengucapkan kata-kata itu berkali-kali. Sullyoon menggenggam tangan Lily yang sudah keringat dingin dan dipenuhi darah kering, gadis itu harus mencuci tangannya setelah ini.
“K-Kak, aku sudah menelfon Bae agar segera kesini dengan Jinni dan Jiwoo...” Lirih Sullyoon berbisik.
Lily menghiraukan gadis itu, ia tetap setia menatap Haewon yang sudah seperti jasad tak bernyawa. Lily sudah terlanjur panik bukan main, ia benar-benar tak ingin Haewon pergi darinya.
Yuna? Gadis itu dibawa oleh kepolisian untuk diperiksa karena ia adalah tersangka. Itulah alasan mengapa gadis itu tak serta ikut bersama mereka.
Bruk!
Pintu UGD berhasil ditutup, perawat sempat menahan tubuh Lily agar tidak masuk ke dalam ruangan.
“Mohon ditunggu sebentar, kami akan melakukan penanganan” Ujar Perawat itu dan kembali memasuki ruang UGD.
Lily berlutut di hadapan pintu UGD, ia terus merapatkan tangannya dan berdoa sembari memejamkan matanya. Gadis itu seperti tak lagi memiliki jalan.
Pantas saja Oh Haewon memeluknya dengan erat, malam itu. Ternyata memang sudah tandanya..
“Seharusnya aku menahannya pulang, Yoona! Seharusnya aku memarahinya agar tidak pergi! Seharusnya aku menemaniㅡ”
“Kak!” Sullyoon menggoyangkan pundak Lily dan menatap gadis itu khawatir.
“Tenanglah! Ini semua bukan kesalahanmu!”
Benteng pertahanannya pun runtuh. Tangis yang ia pendam sejak awal akhirnya runtuh juga. Gadis itu baru pertama kalinya menangis sekencang mungkin, membuat Sullyoon bergerak tuk memeluk gadis itu dan mengusap punggungnya perlahan.
“Menangislah, Kak...terus keluarkan bebanmu....” Lirih Sullyoon, dengan ringisan pelan.
“YOONA!”
Sullyoon menoleh tatkala melihat Bae dan Jiwoo berlari ke arah mereka dengan wajah panik bukan main. Keringat mulai mengalir di pelipis mereka.
“Ada apa?!” Tanya Bae panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|
Historia Corta❝....𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂, 𝒂𝒌𝒖 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏.... ❞ {𝓒𝓻𝓮𝓪𝓽𝓮𝓭 𝓸𝓷 𝓝𝓸𝓿𝓮𝓶𝓫𝓮𝓻 ⁹, ²⁰²²} 𝑁𝑀𝐼𝑋𝑋 × 𝐽𝐼𝑁𝐼