79. Kembali dijatuhkan oleh Kenyataan ✓

31 6 0
                                    

Hari itu, adalah hari dimana seorang Choi Yunjin benar-benar berubah menjadi seorang yang lebih pendiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, adalah hari dimana seorang Choi Yunjin benar-benar berubah menjadi seorang yang lebih pendiam. Choi Yunjin yang banyak menangis, Choi Yunjin yang tak ingin berbicara dengan siapa-siapa lagi selain Lily dan Sullyoon.

Kala itu, dirinya terdiam membeku. Menatap jasad Bae yang benar-benar di bawa oleh pihak rumah sakit ke dalam rumah, agar semua orang dapat bertemu dengan gadis itu untuk terakhir kalinya.

Sementara Sullyoon sendiri sudah tak kuat lagi untuk menapak, tubuhnya jatuh di atas lantai. Jantungnya seakan-akan berhenti berdetak karena kabar memilukan ini.

Sullyoon dan Jinni dapat melihat jelas bahwa Lily dituntun oleh beberapa orang memasuki rumah itu. Lily memakai masker mulut guna menutupi bengkak di wajahnya. Gadis itu terlihat sangat pucat sekali, bahkan ia melangkah dengan kaki yang bergetar.

Suara pekikan histeris dari Seola membuat mereka menoleh. Wanita itu memeluki tubuh kaku Bae begitu erat dengan tangisan pilunya.

“Bibi Seola pasti sangat terpuruk....” Lirih Sullyoon.

Gadis itu berdiri, ia melangkah pelan menghampiri Lily yang juga menghampirinya. Langkah mereka semakin dekat, hanya berjarak beberapa senti saja.

Kemudian, Sullyoon memeluk Lily erat, begitu juga sebaliknya. Keduanya terisak pelan, saling menenggelamkan wajah mereka pada bahu masing-masing. Lily tak sengaja hingga mencengkram kuat punggung Sullyoon, membuat gadis itu paham bagaimana terpuruknya Lily saat ini.

Yoona...” Bisik gadis itu pelan.

“Iya, Kak. Aku disini...”

Aku lelah, Yoona...” Isak Lily pelan.

Sullyoon menggeleng, “Jangan. Kakak harus kuat demi kami berdua sekarang...”

“Semuanya pergi, Semuanya pergi karena mereka lelah...”

Sullyoon tak bisa berkata-kata, ia lebih memilih mendengarkan isakan pilu Lily.

Sementara Jinni, gadis itu masih berdiri membeku. Setetes air mata jatuh lewat mata kirinya, tanpa ekspresi apapun.

“Jinni...” Lirih Lily tatkala melihat Jinni di belakang Sullyoon.

Tentunya Lily dan Sullyoon bergegas melepaskan pelukan mereka, kemudian melangkah menghampiri Jinni yang masih diam membeku. Kedua gadis itu memeluk Jinni erat, saling memberikan kekuatannya masing-masing.

“Kak...”

“Kenapa semua orangㅡpergi?” Lirih Jinni, pelan.

Lily dan Sullyoon tak membalas, mereka masih terisak-isak dengan sendu. Sementara tatapan mata Jinni benar-benar kosong.

“Baejin pernah berjanji agar selalu bersamaku. Tapi, kenapa dia pergi lebih dulu? Dia lebih menyayangi Jiwoo, ya?” Lanjut Jinni, isakannya semakin keluar hingga nafasnya menjadi sesak.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang