84. Malam itu dengan kesedihannya ✓

33 6 0
                                    

(Disclaimer : Member NMIXX tidak akan ada di dalam Bab ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Disclaimer : Member NMIXX tidak akan ada di dalam Bab ini. Dimohon untuk tetap membaca Bab ini demi alur yang tetap menyambung seiring berjalannya waktu)

- Jeju Island, 8.42 pm -

Sesampainya di Pulau Jeju, mereka memutuskan untuk beristirahat sebelum mereka beraksi. Tentu saja memesan kamar hotel adalah pilihan yang tepat, dikarenakan mereka tak punya tempat untuk bersinggah disana.

Jiheok memesan dua kamar, satu untuknya dan temannya, sementara satu lagi untuk ketiga gadis itu.

Di lobby, Jiheok memberikan satu kunci kamar kepada Eunchae.

“Kalian istirahat dulu, isi tenaga agar besok pagi kalian bisa membantuku. Jika kalian sakit, jangan dipaksakan. Hidup kalian masih panjang, kalian tak boleh mati dalam pertarungan ini” Jelas Jiheok kepada ketiganya.

Eunchae mengangguk, “Kakak juga istirahat, supaya besok bisa melindungi kami. Ku harap semuanya bisa pulang ke Seoul dalam keadaan selamat”

Jiheok tersenyum dan mengelus kepala Eunchae. Pemuda bertato itu memberikan tiga buah hotpack kepada Eunchae Haerin dan juga Leeseo.

“Kalian pakai ini saat malam hari, sepertinya nanti malam akan hujan. Jangan sampai jatuh sakit”

“Terimakasih, Kak” Sahut ketiganya dengan suara pelan.

“Ayo ke kamar” Ajak Leeseo, sepertinya gadis itu sudah tak sabar.

Eunchae membuka pintu kamar, ia mulai memasuki kamar itu diikuti oleh Leeseo. Sementara Haerin masih diam di tempatnya. Jiheok mengerutkan keningnya dan tertawa kecil.

“Anak kucing. Kenapa kau tak masuk juga?”

Haerin hanya diam, kemudian ia memberikan sebuah gantungan kunci kepada Jiheok.

“Apa ini?” Tanya Jiheok dengan kekehan kecil.

“Gantungan kunci bergambar katak”

“Kenapa kau memberikannya kepadaku?”

“Aku memberikannya kepada Eunchae dan Leeseo juga. Anggap saja sebagai tanda agar kalian semangat menjalani pertarungan besok. Hadiah dariku”

Jiheok tersenyum dan menatap gantungan kunci itu, “Ini lucuㅡ” Pandangannya kini kembali menatap Haerin.

“ㅡTerimakasih”

Haerin hanya mengangguk tipis, kemudian melangkah memasuki kamarnya. Diam-diam Jiheok menggeleng kecil, ia berfikir bahwa anak-anak gadis itu tampak lucu dan menggemaskan sekali. Apalagi Haerin, si gadis dengan wajah polos tanpa ekspresi.

Ah, tidak. Jiheok tak menyukainya. Ia hanya merasa gemas, layaknya seorang abang kepada adik perempuannya.

Kini Eunchae tengah merapihkan ranjangnya, sementara Leeseo membersihkan diri di kamar mandi. Haerin menghampiri Eunchae dan duduk di atas ranjang yang tengah dibersihkan oleh Haerin.

°𝐒𝐚𝐧𝐠 𝐓𝐮𝐣𝐮𝐡 |✓|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang