Setiap manusia baik yang kaya maupun yang sederhana tak pernah luput dari yang namanya cobaan hidup. Ya, cobaan hidup. Tuhan tidak pandang bulu untuk menegur setiap umatnya sesuai dengan porsinya masing-masing.
Seperti ada si miskin yang ingin kaya raya, selalu kesulitan dengan ekonomi tapi si miskin selalu merasaya bersyukur sebab berada di lingkuhan yang hangat. Atau—si kaya yang selalu merasa kesepian ketika berada dalam ke adaan rumahnya yang begitu sunyi akibat sekelilingnya terlalu berambisi untuk mengais pundi-pundi rupiah.
Ada pula yang sudah lelah menjalani kehidupan dan ingin mengakhiri dirinya sendiri sebab tak kuasa dengan cobaan yang di tanggung, namun sebaliknya ada pula yang berjuang keras untuk bisa hidup karna kondisi kesehatan yang semakin menurun.
Semua sudah ada porsinya masing-masing.
Sama seperti kim lalisa yang saat ini sedang menggosok lantai kamar mandi di tempat ia bekerja, wajah nya sudah pucat pasi. Tubuh nya kurus kering namun tidak dengan perutnya yang ber isi.
Wanita hamil yang tangguh ini masih datang bekerja sebagai office girl, sudah dua tahun lisa mengumpulkan uang hasil keringatnya sendiri di tempat ini dan mau tak mau terus ia jalani ketika tau tubuhnya sudah berbadan dua sebab sang kekasih tak mau membiyayai kebutuhan hidupnya beserta calon bayi yang sedang ia kandung.
Sekalinya memberi lisa uang pun tidak seberapa, kalau lisa boleh jujur sesungguhnya ia sudah lelah. Kerap terlintas di fikirannya ia ingin meng-akhiri hidupnya namun entah mengapa ia tak mampu, lisa sudah terlanjur menyayangi anak yang sedang ia nanti-nanti kelahirannya ini.
"Lisa.. kau tidak istirahat ?"
"Eoh, nanti" katanya sambil memaksakan senyuman
Yang melihat tentunya merasa iba apa lagi wanita yang menyapa lisa ini adalah teman yang paling dekat dengan lisa, perempuan ini berkata "sudah biar aku saja yang melanjutkannya, kau makan lah saja dulu. Fikirkan anak mu juga lisa"
"Aku tak apa, kau sudah lelah habis bekerja juga. Ini tugasku ini pekerjaanku, aku tak mau di tegur lagi oleh bos karna pekerjaanku tidak becus"
Yeri menghela nafas, lisa memang tipikal perempuan yang keras kepala. "Yasudah, aku belikan makanan untuk mu dulu ya"
Lisa mengangguk, lantas ia bangkit ketika presensi yeri sudah menghilang. Lisa bangkit secara perlahan seraya memegang punggungnya yang nyeri, lagi-lagi seperti ini.
Nafasnya tersengal, ia duduk perlahan di lantai sambil memandang atap kamar mandi. Se andainya kedua orang tuanya masih hidup, mungkin lisa tidak akan bernasib seperti ini.
Lisa sudah menjadi yatim piatu sejak umurnya empat belas tahun, kehidupan yang dulu serba tercukupi langsung berbanding terbalik ketika sang ayah sakit-sakitan dan meninggal lalu tak lama di susul oleh ibu nya yang memang meninggal karna umur juga.
lisa luntang lantung berharap ada yang mengasuhnya karna seluruh keluarga ibu dan ayahnya tak ada yang menerima lisa untuk di urus. Sejak saat itu lisa mencoba berdiri dengan kakinya sendiri, ia bahkan putus sekolah.
Untungnya ada seorang wanita yang membawa lisa ke panti asuhan, di sana lah lisa tumbuh dengan se adanya. Berharap ada orang tua sambung yang mau meng adopsinya, namun ternyata tidak. Di saat teman-temannya yang lain pergi satu persatu meninggalkan lisa karna di adopsi, lisa masih bertahan di panti sampai usianya menginjak dua puluh tahun.
Satu hal lain yang membuat lisa merasa amat begitu kehilangan selain kedua orang tuanya yang meninggal, yaitu teman masa kecilnya saat di panti yang di adopsi dan sampai sekarang lisa tidak tau bagaimana ke adaannya.
"Bagaimana kabar mu ?" Ucap nya lirih, tanpa sadar tetes air dari sudut mata lisa meluruh "aku rindu, aku ingin berkeluh kesah tentang banyak hal padamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Angel | ✔️
Roman d'amourAda banyak rahasia yang seo jungkook simpan rapat-rapat dari kim lalisa salah satunya adalah tentang asal usul pria itu sendiri. Pria itu terlalu dingin, terlalu kaku dan tidak mudah tersentuh. Namun entah mengapa semakin lama pria ini semakin menun...