Happy reading
Malam ini sungguh indah. Cahaya bulan purnama dikelilingi taburan bintang menerangi langit malam. Dengan semilir angin berhembus sejuk, rasanya sia-sia kalau hanya berdiam diri di kamar. Mael menatap keindahan itu dari balik jendela kamarnya yang ia biarkan sedikit terbuka. Duduk di sofa seraya memegang gitar, sejenak ia termenung.
Sudah 1 jam ini ia hanya memainkan gitarnya seraya menyanyikan beberapa lagu. Lama kelamaan bosan mulai melanda. Setelah sekian menit merenung di tempat, akhirnya ia memutuskan untuk pergi ke cafe milik temannya.
Segera Mael meletakkan gitarnya. Mengambil dompet, ponsel, serta kunci mobil. Lalu melangkahkan kakinya keluar kamar.
~
Sesampainya di cafe, Mael segera menuju kasir. Sony, sang barista yang memang sudah mengenal Mael karena ia sering datang langsung menyambutnya ramah.
"Espresso? Gak mau coba yang lain? " tanyanya seraya tersenyum.
Mael menggeleng. Belum sempat ia menjawab, seseorang bersuara terlebih dahulu dari belakangnya.
"Mana mau dia selain Espresso."
Seketika Mael menoleh. Ia menjumpai Hendery, si pemilik cafe, yang merupakan temannya sedari kecil, berdiri di belakangnya. Mael tersenyum.
"Asal kamu tau Son, espresso itu udah kaya' istrinya Mael. Makanya dia jomblo sampe sekarang," sambung Hendery.
Mael dan Sony tertawa.
"Apa hubungannya Bang?" tanya Sony masih tertawa.
"Ya gak ada sihh. Asal ngomong aja gue. Abisnya ni anak, betah banget nge-jomblo," jawab Hendery.
"Belum ketemu yang cocok, Hen," ujar Mael.
"Dari dulu ngomongnya gitu mulu. Sampe bosen gue dengernya. Lagian punya muka ganteng tuhh jangan dianggurin. Gandeng 1-2 cewek sekaligus sabi lahh kali."
"Emang bener temen sesat. Ngajarin yang enggak-enggak. Jangan samain aku sama kamu Hen. Aku ini beda sama kamu sama Lucky, yang gampang banget gonta-ganti cewek. Ato kalo gak gitu sekali jalan sama 2 cewek sekaligus."
"Hei.. Hei... Jangan samain gue sama Lucky ya! Gue emang suka gonta-ganti, tapi gue gak pernah sekali jalan sama 2 cewek sekaligus!"
"Hahaha... Iya, iya." Mael hanya tertawa diprotes oleh Hendery.
Kemudian ia melangkah menuju sisi kiri meja bar. Disana tersedia sebuah sofa yang sangat empuk dan nyaman. Disana lah Mael biasa menghabiskan waktunya di cafe ini.
Hendery mengikuti Mael menuju sofa. Ia menarik kursi mendekat ke meja di hadapan Mael.
"Gimana kabar Lucky? Sudah lama dia gak dateng kesini," tanya Hendery.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Boy | MarkNo (Revisi)
RomanceFirst book of NuhaTria Menceritakan tentang seorang siswa bernama Mael yang tertarik pada seorang murid baru yang bernama Jerry. Sikap Jerry yang terkesan dingin terasa sulit didekati. Namun Mael tak menyerah. Hingga saat keduanya mulai dekat, masal...