Happy reading
Sudah berjam-jam Jerry ditangani oleh dokter. Namun tanpa lelah mereka semua menanti dengan setia di depan IGD. Tak ada yang beranjak. Bahkan Tama (ayah Mael) serta Wendy pun kini sudah berada disana guna menunjukkan empati dan rasa peduli mereka pada Jayden.
Jayden sudah lebih tenang sekarang. Sebelumnya ia sempat menangis dan meracau mengatakan semua harapannya pada Jerry.
"Tolong bertahan, Jer. Tolong jangan tinggalin daddy. Cuma kamu yang daddy punya. Daddy janji bakal turutin semua keinginan kamu, asal kamu tetap bertahan disisi daddy."
"Seharusnya daddy dengerin kamu. Seharusnya daddy gak maksa kamu. Maafin daddy, Jerry. Maafin daddy..."
Semuanya teriris mendengarkan tangisan yang menyayat hati itu. Seorang Jayden yang dikenal tegas dan dingin, kini tengah menangis pilu mengelukan nama anaknya. Tak ada yang pernah menduga. Anak yang baik dan penurut seperti Jerry, yang tidak pernah macam-macam, bisa nekat dan berkahir seperti ini.
~
Tiba-tiba lampu di depan ruang IGD yang semula merah mati begitu saja. Menandakan bahwa tindakan telah usai. Dengan harap-harap cemas Jayden menunggu dokter keluar dari ruangan itu. Hingga...
Ceklek.
Beberapa dokter nampak keluar dari IGD. Jayden dan yang lainnya segera mendekat.
"Dok, bagaimana keadaan putra saya?" tanya Jayden dengan suara bergetar.
Seorang dokter menjelaskan situasinya pada Jayden.
"Kami semua sudah mengusahakan yang terbaik untuk pasien. Tapi karena benturan yang cukup parah di kepalanya, pasien sekarang mengalami koma. Selain itu lengan dan beberapa tulang rusuknya juga ada yang patah."
Runtuh sudah dunia Jayden mendengar penjelasan dokter. Separah itu keadaan Jerry. Hingga ia sekarang koma. Artinya benturan itu begitu keras hingga terjadi perdarahan otak.
Bukan hanya Jayden. Namun Mael serta semua yang berada di ruangan tersebut juga merasa terpukul. Walaupun awam dengan istilah kedokteran, namun mereka cukup tau apa yang dimaksud dengan koma.
"Ta-tapi putra saya pasti sembuh kan, Dok? Dia pasti bangun kan?" tanya Jayden lagi.
Tubuhnya yang sudah sangat lemas ditopang oleh Yugo dan Javier.
"Kita berdoa saja semoga ada keajaiban dari Tuhan."
Mendengarnya semakin lemaslah Jayden. Air matanya luruh lagi. Dokter yang semula berbicara padanya menyentuh pundaknya lembut.
"Tuan, putra Anda anak yang kuat. Dia bahkan bisa bertahan sampai sejauh ini. Tanamkan keyakinan dalam diri Anda bahwa ia akan sembuh. Yakin dan percayalah pada Tuhan," ucapnya mencoba menguatkan.
"Terima kasih, Dok," jawab Jayden di sela tangisnya.
"Terima kasih banyak."
"Tidak perlu berterima kasih. Itu sudah kewajiban kami," ucap dokter itu seraya tersenyum.
"Apa saya boleh melihat putra saya, Dok?"
"Silahkan. Tapi nanti, setelah ia selesai dipindahkan ke ICU."
"Tuan, pasien yang mengalami koma tidak dapat merespon apapun yang terjadi terhadap dirinya. Namun, coba berikan ia rangsangan. Ajak ia bicara. Karena ada kemungkinan ia akan dapat mendengar Anda," ucap dokter yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Boy | MarkNo (Revisi)
RomanceFirst book of NuhaTria Menceritakan tentang seorang siswa bernama Mael yang tertarik pada seorang murid baru yang bernama Jerry. Sikap Jerry yang terkesan dingin terasa sulit didekati. Namun Mael tak menyerah. Hingga saat keduanya mulai dekat, masal...