20. Jerry dan Selena

767 49 0
                                    

Happy reading

     

     

Setelah menumpahkan segala kesedihannya dalam pelukan Jerry, kini Selena duduk di sebelah pemuda itu sambil memegang tangannya. Ditatapnya Jerry penuh kasih sayang. Dengan tangan yang lain, dielusnya lembut rambut Jerry.

"Tampan sekali anak Irene. Senyum itu, senyum yang sama seperti milik Irene. Persis. Dalam sekali lihat pun orang akan tau kamu adalah anak Irene," ucap Selena lirih.

Jerry tersenyum.

"Terima kasih, Tante," ucapnya.

Selena menatapnya dalam seraya berucap, "Boleh tolong panggil Mami aja sayang? Anak Irene anak mami juga."

"Tentu saja, Mami," jawab Jerry terharu. Ada rasa hangat dalam dadanya saat Selena mengatakan dirinya adalah anaknya.

Selena menghembuskan nafas perlahan.

"Sudah lama sejak mommy kamu memutuskan untuk sekolah di Amerika. Sejak itu pula kami loose contact. Setelah belasan tahun akhirnya kami bertemu di sebuah butik. Betapa senangnya Mami. Sejak itu hubungan kami yang sempat terputus kembali terjalin. Mommy dan Daddy kamu sudah pernah datang kesini dan bertemu dengan Mael. Mami yang belum bertemu denganmu. Mami hanya melihat fotomu dari ponsel mommy-mu. Mami hanya mendengar semua cerita tentangmu darinya. Hingga suatu saat Mami memutuskan untuk berkunjung ke rumah kalian di Amerika. Mami sangat ingin bertemu denganmu. Tapi..." Kata-kata Selena terputus. Bahunya bergetar, tangisnya kembali pecah.

Jerry mengelus tangan yang menggenggamnya itu perlahan.

"Maafkan Mami, Jerry. Mami.. Hiks... Mami sudah membuatmu kehilangan kasih sayang Irene," ucap Selena di sela tangisnya.

"Mami, jangan meminta maaf atas apa yang tidak Mami lakukan. Mami gak salah. Mami bukan penyebab kepergian mommy," ucap Jerry lembut.

"Tapi mami yang meminta ia datang ke bandara, Jerry... Mami yang salah..."

"Gak Mami, Mami gak salah."

Jerry melepas genggam tangan Selena. Dipegangnya kedua bahu wanita itu, lalu diputar menghadap padanya.

"Mami, lihat Jerry," pintanya pada Selena yang menunduk. Lalu Selena mengangkat wajahnya, menatap Jerry sendu.

"Mommy pergi karena takdir Tuhan. Karena Tuhan lebih sayang dia. Bukan karena Mami. Jerry gak mau Mami terus menyalahkan diri atas kesalahan yang gak pernah Mami buat. Jerry gak suka," ucap Jerry lembut.

"Kalo Mami masih terus menyalahkan diri, maka Jerry gak akan mau ketemu Mami lagi. Jerry akan berhenti menemui Mami," sambung Jerry dengan nada tegas.

"Jangan, sayang. Jangan berhenti menemui Mami. Kamu sudah Mami anggap anak Mami. Kamulah pengganti Irene. Tolong jangan berhenti menemui Mami. Mami mohon," ucap Selena memelas.

"Kalo gitu mulai sekarang Mami berhenti menyalahkan diri atas kematian mommy, oke?"

Selena mengangguk. Dipeluknya lagi Jerry, dengan penuh kasih sayang, dengan air mata yang semakin deras mengalir.

"Terima kasih, Jerry. Terima kasih. Kamu sama seperti Irene. Mempunyai hati selembut malaikat," ucapnya.

Mael terdiam. Ia tersentuh melihat bagaimana Jerry begitu teguh meminta Selena berhenti menyalahkan diri. Dan Selena menurut begitu saja. Padahal selama setahun ini ia dan papinya selalu berusaha untuk melakukan hal yang sama, namun hasilnya nihil. Mael tersenyum. Ia semakin menyayangi Jerry. Semakin jatuh ke dalam pesona Jerry yang berhati lembut. Semakin ingin memilikinya.

My Precious Boy | MarkNo (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang