Happy reading
Mael masuk ke dalam ruang ICU bersama dengan Selena. Perlahan, ia dekati ranjang Jerry. Langkah Mael terhenti tepat di sisi Javier, tempat Jayden semula duduk. Mael diam menanti Javier yang tengah merapalkan doa sembari menggenggam tangan Jerry.
Setelah sekian menit akhirnya Javier selesai. Dia menatap wajah tenang Jerry.
"Jer, kamu inget kita dulu pernah taruhan? Waktu itu kita masih SD. Kita bertaruh kalo ada salah satu di antara kita yang bisa membuat yang lain menangis, dia akan menang. Dan yang kalah harus traktir es krim. Kamu inget itu, Jer?"
Air mata Javier lolos lagi.
"Sekarang kamu menang Jerry. Kamu berhasil bikin aku nangis. Kamu berhasil bikin aku ketakutan setengah mati. Aku takut kehilangan kamu, Jerry. Sangat takut. Aku menyayangi kamu seperti adikku sendiri. Terus, gimana bisa aku kehilangan adikku? Bakalan kaya' gimana aku nanti?"
"Jer, ayo bangun. Sesuai janji, karena aku sudah kalah, aku bakal beliin kamu es krim matcha kesukaan kamu. Terus kita jalan muter-muter kota. Tapi kamu harus bangun, ya?"
Javier diam. Ia tak sanggup berkata-kata lagi. Kemudian dihapusnya air mata di pipinya. Diletakkannya tangan Jerry pelan-pelan.
"Cepet bangun Jer. Di sebelahku ada orang yang kangen banget sama kamu. Dia udah gak sabar mau ngobrol sama kamu."
Ditolehnya Mael yang berdiri di sebelahnya. Dan senyum mereka berdua mengembang bersamaan. Senyum sedih.
"Aku keluar dulu," pamit Javier pada tubuh tak bergerak itu.
Ia lalu berdiri dan beranjak keluar ruangan. Menyisakan Mael dan maminya.
~
"Boleh Mami ngomong dulu, Nak?" tanya Selena pada Mael.
Yang ditanya hanya mengangguk. Selena yang berdiri di sisi depan Mael meraih lembut jemari Jerry tanpa mengangkat tangannya. Karena ia takut akan menyakiti tangan yang diperban itu.
"Hai Sayang, anak manis. Baru beberapa hari Mami mengenalmu, tapi Mami sudah sayang banget sama kamu. Bukan karena kamu anak sahabat Mami. Tapi karena kamu adalah Jerry. Anak yang manis. Anak yang baik. Hatimu baik dan hangat."
"Mami bersyukur bisa mengenalmu. Karena Mami seperti mendapatkan pengganti Irene. Wajah tampanmu, mata indahmu, senyum manismu. Mami seperti melihat Irene dalam wajahmu. Semua hal yang ada di diri kamu begitu menarik, Jerry. Sampai anak Mami terpesona dan jatuh hati sama kamu."
Ditatapnya Mael yang tengah memegang tangan Jerry yang sebelah dengan tatapan sendu.
"Jerry, Mami berterima kasih, karena kelembutan hatimu dan karena keteguhan kamu membela Mami, akhirnya daddy kamu mau memaafkan Mami. Akhirnya hubungan kami membaik. Itu semua berkat kamu, Sayang. Walau semua itu harus kamu bayar mahal dengan semua kesakitan kamu ini. Maafin Mami juga, karena Mami, kamu sekarang jadi seperti ini."
Selena mengelus lembut kepala Jerry.
"Jerry harus bangun ya!? Jangan buat Mami merasakan kehilangan lagi. Jangan buat anak Mami merasakan sakit karena kehilangan orang yang disayang. Dan bukan hanya Mael dan Mami yang akan merasa kehilangan. Tapi juga daddy kamu dan sahabat-sahabat kamu. Mereka akan lebih merasakan sakitnya."
"Mami tinggal dulu ya Sayang. Mami tau, Jerry anak yang kuat. Jerry pasti dapat bertahan."
Lalu dikecupnya pelan puncak kepala Jerry. Menyampaikan kasih sayang yang tulus kepada remaja itu. Kemudian Selena menghampiri Mael yang tengah terduduk lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Boy | MarkNo (Revisi)
RomanceFirst book of NuhaTria Menceritakan tentang seorang siswa bernama Mael yang tertarik pada seorang murid baru yang bernama Jerry. Sikap Jerry yang terkesan dingin terasa sulit didekati. Namun Mael tak menyerah. Hingga saat keduanya mulai dekat, masal...