22. Jerry Menghilang

888 54 0
                                    

Happy reading

    

    

Jerry berjalan perlahan di belakang Jayden lalu menutup pintu. Sejak bertemu di depan tadi pria itu diam tak bicara. Namun Jerry tahu, ayahnya sedang sangat marah. Ia merasa bersalah. Ia merutuki dirinya sendiri yang dengan mudahnya menerima tawaran Selena untuk diantar pulang sampai ke rumah.

Saat Jerry akan berjalan menuju kamarnya, Jayden bersuara.

"Darimana kamu?"

"Dari sekolah, Dad," jawab Jerry.

"Sama mereka?"

"Iya, Dad. Tadi kami ketemu di sekolah."

"Jadi anak itu satu sekolah dengan kamu?"

Jerry terdiam.

"Kamu bilang mau pulang sama Javier."

"Javier ada urusan mendadak, Dad."

"Kalo Javier gak bisa harusnya kamu telpon daddy. Daddy akan suruh supir buat jemput kamu."

"Maaf, Daddy."

"Dan bisa-bisanya kamu pergi bersama pembunuh mommy kamu."

Jerry yang semula menunduk kini mendongakkan kepalanya.

"Dia bukan pembunuh mommy, Dad," ucap Jerry tegas.

"SUDAH DADDY BILANG DIA ITU PEMBUNUH! JANGAN MEMBANTAH!" Jayden meninggikan suaranya sehingga menggema ke seluruh rumah yang selalu sepi itu.

Jerry terlonjak kaget. Ini pertama kalinya dalam seumur hidupnya dibentak seperti itu oleh Jayden. Dilihatnya satu-satunya orang tuanya itu lekat. Rahangnya mengeras, sebelah tangannya di saku celana, sementara sebelahnya lagi mengepal. Matanya menatap Jerry dengan tatapan yang tajam dan penuh amarah.

"KARENA DIA MOMMY-MU MENINGGAL! DAN SEKARANG KAMU DENGAN SANTAINYA BERBICARA DENGAN WANITA ITU, HA!? DIMANA HATI NURANIMU JERRY?"

Jerry diam tak berani menjawab. Ia hanya menatap daddy-nya dengan ketakutan.

"DADDY SUDAH MELARANG KAMU DEKAT-DEKAT DENGAN ANAK ITU, TAPI KAMU MALAH MAKIN LENGKET DENGANNYA, BAHKAN BERTEMU DENGAN IBUNYA! KENAPA KAMU GAK DENGERIN OMONGAN DADDY!?"

Jerry semakin takut, karena ia tidak pernah melihat daddy-nya seperti ini.

"M-maafin Jerry, Dad," ucapnya takut-takut.

Jayden masih menatap putranya dengan penuh amarah. Ketika didengarnya anak itu berkata dengan bergetar yang menandakan ia ketakutan, Jayden sedikit melunak.

"Baiklah. Karena kamu sudah melanggar, maka daddy akan memberi hukuman," ucap Jayden melunak namun berhasil membuat Jerry semakin ketakutan.

Remaja itu masih tetap diam di tempat.

"Mulai sekarang kamu gak usah ke sekolah! Sebagai gantinya kamu akan home schooling di rumah dengan pengawasan Daddy!"

Alangkah terkejutnya Jerry mendengar keputusan ayahnya.

"Tapi, Dad. Jerry terpilih untuk ikut Olimpiade Matematika mewakili dan Jerry harus kerja kelompok dengan tim Jerry," ucapnya.

"Gak usah ikut. Biar Daddy yang bicara dengan gurumu besok."

"Tapi, Dad..."

"Masih berani membantah?"

Jerry menggeleng lalu menunduk.

"Bagus. Sekarang masuk ke kamar!" titah Jayden.

Jerry berjalan gontai menuju tangga.

"Seminggu ini kamu gak boleh keluar dari rumah selangkah pun!"

My Precious Boy | MarkNo (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang