Happy reading
Sesuai janji sebelumnya, Renze mengantarkan Jerry ke ruang organisasi kedisiplinan (Ordis). Bukan cuma Renze, Javier dan Hanzel pun turut menemani. Saat ini mereka sedang menunggu di depan ruang Ordis karena yang punya ruangan, yaitu Mael belum keluar kelas. 5 menit kemudian tampak Mael didampingi kedua sahabatnya, Lucky dan Junio."Hai. Maaf jadi nunggu. Kelas kita tadi molor keluarnya," ucap Mael seraya membuka ruang Ordis.
"It's okey Kak. Kita juga gak lama koq nunggunya," Renze yang menjawab.
"Yukk masuk," ajak Mael lalu mempersilahkan Jerry dan kawan-kawan untuk duduk.
"Duduk aja, aku ambil bukunya dulu."
Jerry dan ketiga temannya pun duduk. Junio membantu Mael mencari buku yang dimaksud. Sedangkan Lucky, yang sejak awal sudah penasaran banget sama Jerry langsung menarik kursi dan duduk di depannya, lalu bertanya.
"Lo beneran lahir di AS, Jer?"
"Iya," jawab Jerry singkat.
"Dan selama ini hidup disana?"
"Iya."
"Denger-denger lo baru semingguan kesini ya?"
"Iya."
"Tapi koq lo bisa bahasa kita deh? Bahkan mahir."
"Mommy nya orang sini Kak." Hanzel yang menjawab.
"Oya? Tapi lo bule banget, pasti mirip ayah lo ya?" tanya Lucky lagi.
"Kamu kepo banget sih Luc?" sergah Junio.
"Emang kenapa?" gerutu Lucky.
"Jerry gak nyaman tau."
"Enggak tuhh. Anaknya biasa aja. Coba lo liat. "
"Ya tapi jangan ditanyai terus. Lama-lama dia eneg kamu interogasi."
"Kok jadi lo yang protes sihh? Gue kan-"
"Udah-udah. Kenapa kalian malah debat sihh? Liat tuhh anak-anak jadi gak nyaman," potong Mael sambil menunjuk ke arah adik-adik kelasnya dengan dagu.
Yang ditunjuk hanya tersenyum.
"Jerry, bisa kesini?" Mael meminta Jerry mendekat.
Pemuda itu mengangguk.
"Duduk." Mael menunjuk kursi di depan mejanya.
"Tolong kamu tulis data kamu di kertas ini. Biar nanti aku mudah menyalin ke buku Ordis."
Mael menyodorkan secarik kertas kepada Jerry. Dan dengan segera Jerry mengisi kertas yang berisi data berupa nama, kelas, dan lain-lain itu. Mael memperhatikannya dengan seksama saat Jerry menulis.
'Untuk cowok, tulisan Jerry rapi dan bagus juga,' kagum Mael dalam hati.
Sementara Jerry menulis, teman-teman di belakangnya sibuk mengobrol dengan Lucky dan Junio.
"Kak, denger-denger Ordis mau rekrut anggota baru ya?" tanya Hanzel pada Junio dan Mael yang merupakan anggota Ordis.
"Yups. Tapi masih lama. Kemungkinan 1 atau 2 bulan lagi. Karena banyak yang harus dipersiapkan dan kita juga harus memilih anggota dengan tepat," Junio yang menjawab karena Mael sedang fokus pada Jerryco.
"Apa sudah ada pandangan dari kelas kami Kak? Kalo belum aku mau dong jadi anggota Ordis," kata Hanzel antusias.
Plakk!
Bahu Hanzel digeplak Javier. Hanzel mau protes tapi lebih dulu Javier berkata sewot.
"Kamu sendiri sering ngelanggar aturan, kok mau pake ikutan jadi anggota Ordis?"
"Emang apa salahnya? Sapa tau dengan jadi anggota Ordis aku bisa berubah," jawab Hanzel.
"Alaahh... Paling kamu mau jadi anggota biar kalo kamu ngelanggar gak kena hukuman karena kamu gak bakalan jujur," ujar Renze blak-blakan.
"Naaahhh... Tuh Renze pinter," jawab Hanzel jujur sambil nyengir.
"Hahahaha... Jujur banget nihh anak," gelak Lucky.
Junio ikut tersenyum. Sedangkan Renze dan Javier cuma geleng-geleng. Sudah hapal sama kelakuan Hanzel.
"Sudah Kak," tiba-tiba terdengar suara Jerry yang sedari tadi diam karena fokus dengan kertas dihadapannya.
"Oke makasih. Nanti aku masukkan nama kamu di buku Ordis. Biar selanjutnya perwakilan dari kelasmu menulis di buku hitam," kata Mael.
"Ngomong-ngomong, apa kamu sudah tau apa itu OrDis dan juga buku hitam?" tanya Mael.
"Tadi Bu Selly sudah jelasin sedikit Kak," jawab Jerry.
"Cuma itu?" tanya Mael lagi.
Jerry mengangguk.
"Baik, kalo gitu aku jelaskan sedikit lebih detail ya. Seperti yang sudah kamu tau, Ordis itu kepanjangan dari Organisasi Disiplin. Ordis dibentuk dengan tujuan untuk mendisiplinkan murid di sekolah kita. Maksudnya, para anggota Ordis ini, nantinya akan mengontrol dan mengawasi para murid. Apabila ada yang melanggar aturan, akan dicatat dan kemudian akan diberi hukuman. Tapi pelanggar gak akan langsung dihukum. Mereka akan diberi peringatan terlebih dahulu. Apabila sampai 2x diberi peringatan masih melanggar, baru akan diberi hukuman," terang Mael.
"Sampe sini apa sudah jelas?"
Jerry mengangguk.
"Nah, untuk anggota Ordis ada 2. Ada anggota inti dan anggota perwakilan. Anggota inti ada 10 orang, diantaranya ada Ketua, Wakil Ketua, Sekertaris, Bendahara dan lain sebagainya. Sedangkan anggota perwakilan terdiri dari 30 orang dari 15 kelas, yang mana tiap kelas diwakili oleh 2 orang. Kedua orang ini yang akan mengawasi di tiap kelas dan salah satunya nanti yang akan memegang buku hitam yang fungsinya untuk mencatat setiap pelanggaran."
"Saat ada pelanggaran, anggota perwakilan akan melaporkan kepada anggota inti. Hingga setiap murid yang melakukan pelanggaran akan bertemu dari salah satu dari 10 anggota Ordis inti untuk diberi peringatan atau hukuman," sambung Mael.
"Jadi, kalo kamu melanggar aturan, kamu akan bertemu aku atau salah satu dari anggotaku disini."
"Hm," gam Jerry.
Mael mulai dapat membaca watak Jerry yang sepertinya irit bicara. Kesan dingin dan angkuh terlihat jelas di wajah tampannya.
"Kalian bertiga harus memberitahu Jerry apa saja aturan di sekolah ini. Agar dia tidak membuat pelanggaran," kata Mael kepada ketiga teman Jerry.
"Baik Kak," jawab Javier, Hanzel dan Renze kompak.
Mereka semua lalu berbincang-bincang sebentar, sebelum bel masuk berbunyi. Memberitahu Jerry apa saja aturan yang ada, sembari membahas tentang seluk beluk sekolah. Sesekali mereka tertawa mendengar celetukan Lucky atau Hanzel yang memang sama-sama lawak dan gak bisa diem. Meski begitu, Jerry tetap saja diam. Tak begitu banyak bicara jika tak ditanya. Jika ditanya pun iya hanya akan menjawab 'iya' atau 'tidak'. Selain itu kala yang lain tertawa saat mendengar sesuatu yang lucu, ia hanya diam. Senyum pun tak tersungging di wajah tampannya. Benar-benar dingin.
Tak lama bel tanda jam pelajaran terakhir berbunyi. Keempat murid kelas 11 itu pamit kepada ketiga kakak kelasnya. Tak lama Junio dan Lucky pun beranjak. Sedangkan Mael masih beberes mejanya. Seketika ia terdiam, memegang kertas berisi tulisan tangan Jerry. Membaca nama murid baru itu, yang sudah menarik perhatiannya.
"Jerryco Nathan William."
To be continue
Jangan lupa vote dan komen ya.
Makasih.
Regards,
Nuha🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Boy | MarkNo (Revisi)
RomanceFirst book of NuhaTria Menceritakan tentang seorang siswa bernama Mael yang tertarik pada seorang murid baru yang bernama Jerry. Sikap Jerry yang terkesan dingin terasa sulit didekati. Namun Mael tak menyerah. Hingga saat keduanya mulai dekat, masal...