Happy reading
Jerry dan Javier tengah berada di mobil dalam perjalanan menuju rumah Jerry. Suasana dalam mobil sangat hening. Ini terasa aneh. Karena biasanya ada saja yang mereka bicarakan jika sedang berdua.
Javier merasa tak nyaman. Berkali-kali ia melirik atau bahkan menoleh pada Jerry, namun sahabatnya itu masih dalam posisi yang sama. Duduk diam menghadap samping dengan wajah dingin yang sangat tidak bersahabat.
"Jer," sapa Javier akhirnya.
Namun Jerry bergeming.
"Jerry," ulang Javier sambil menepuk pundak Jerry.
Yang ditepuk sedikit terkejut. Lalu menoleh pada Javier.
"Are you okay?" tanya Javier.
Jerry menghembuskan nafas kasar.
"Honestly, no," jawabnya.
"Wanna tell me?"
"Not now."
"Why?"
Ditolehnya Javier kali ini. Ia mengerti sahabatnya itu tengah khawatir. Tapi ia belum siap untuk bercerita. Lalu ia menggeleng sebagai jawaban.
Kali ini Javier yang menghembuskan nafas.
"Jer, bukan aku maksa, tapi beban itu gak akan berkurang kalo dipendam sendiri. Kamu harus berbagi supaya hati kamu merasa sedikit lebih baik. Ya, walaupun mungkin nanti aku gak bisa bantu kasih solusi yang tepat, tapi seenggaknya beban kamu akan sedikit terangkat."
Jerry masih setia mengunci mulut. Namun ia mencoba meresapi perkataan Javier.
"Thanks, tapi aku butuh waktu untuk itu. Aku bakal cerita kalo aku sudah siap."
"Hufftt... Ya sudahlah. Aku gak bakal maksa. Tapi please, jangan pernah kamu merasa sendiri. Ada aku yang selalu siap sedia kapanpun kamu butuh."
"Thanks a lot Jav... Kamu memang sahabat terbaikku."
"My pleasure, Bro."
Javier tersenyum. Dan Jerry pun membalasnya dengan senyuman pula.
"Nah gitu dong, senyum... Jangan ditekuk aja tuhh muka. Kan jadi ilang eye smile-nya," celetuk Javier, lega karena akhirnya Jerry bisa tersenyum.
"Hahaha... Iya deh iya, aku bakal senyum terus. Seenggaknya biar kamu tetep liat eye smile-ku," ucap Jerry seraya tertawa.
Hingga saat ini Jerry masih kesal terhadap Mael. Entah kenapa ia segitu kecewanya pada Mael. Ia merasa mereka sudah sangat dekat, bahkan Jerry sudah sempat menunjukkan sisi terlemahnya. Tapi Mael justru tak mau terbuka.
Jeery memutuskan untuk menghindari Mael untuk sementara waktu.
~
Seminggu sudah sejak Jerry dan Mael bicara terakhir kali. Dan sejak hari itu pula Jerry menghindari Mael. Sikapnya sama seperti awal mereka kenal. Saat mereka bertemu, Jerry bersikap seolah tak mengenal Mael. Saat Mael menyapa, Jerry seolah tak mendengar. Pun saat Mael mengajaknya berbicara. Jerry bersikap acuh dan bahkan tak segan meninggalkannya begitu saja.
Hal ini membuat teman-temannya serta teman-teman Mael terheran-heran. Kemana perginya hubungan baik diantara keduanya. Tapi tak ada yang berani bertanya pada Jerry. Karena pernah sekali Hanzel bertanya dan ia mendapat tatapan tajam dari Jerry serta didiamkan selama seharian.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Precious Boy | MarkNo (Revisi)
RomansaFirst book of NuhaTria Menceritakan tentang seorang siswa bernama Mael yang tertarik pada seorang murid baru yang bernama Jerry. Sikap Jerry yang terkesan dingin terasa sulit didekati. Namun Mael tak menyerah. Hingga saat keduanya mulai dekat, masal...