12. Awal Pertemuan Mael dan Jayden

961 70 0
                                    

Happy reading

Teeetttt.....

Bel pulang sekolah berbunyi. Sebagian besar siswa di kelas 11-1 menghela nafas lega, karena jam pelajaran Pak Johnny yang terkenal killer berakhir. Segera mereka merapikan meja, menyimpan buku serta alat tulis ke dalam tas.

Tepat setelah Pak Johnny meninggalkan kelas, para siswa pun segera beranjak. Begitupun keempat sekawan.

"Jer, kamu jadi ke ruang Ordis dulu?" tanya Javier.

"Jadi, Jav," jawab Jerry.

"Oke. Aku tunggu di mobil ya," kata Javier. Jerry mengangguk.

"Ada laporan lagi, Jer?" tanya Renze.

"Gak ada. Cuma ada perlu sama Kak Mael," jawab Jerry enteng.

"Weits... Ku liat-liat makin lancar nihh kalian berdua," celetuk Hanzel.

"Lancar apaan?" tanya Jerry.

"Lancar pedekate nya," jawab Hanzel seraya tersenyum jahil.

Jerry melotot. Berbeda dengan Renze dan Javier yang tertawa. Ia lalu menghentikan langkah, menghadap Hanzel yang berada di sebelah kirinya. Diulurkannya tangan kanannya pada Hanzel. Sesaat Hanzel menatapnya bingung. Tapi kemudian ia membalas uluran tangan Jerry.

Seketika Hanzel berteriak.

"Aaaaa.....!!"

Teriakan Hanzel memenuhi koridor. Membuat semua murid yang berada disana menoleh.

"JER! SAKIT, JER!" teriaknya seraya berusaha melepaskan jabatan tangan Jerry yang sangat erat.

Renze dan Javier tertawa semakin keras saat menyadari Jerry meremas tangan Hanzel dalam jabatannya. Sudah bukan rahasia lagi bahwa Jerry sangat kuat. Urat-urat di tangannya dapat menegaskan itu.

"Jer, tolong lepas, sakit ini," ucap Hanzel memelas.

Jerry menatap wajah memelas itu sesaat, kemudian melepas jabatan tangannya. Terlihat tangan Hanzel yang memerah.

"Sakit tau!" Hanzel meringis memegang tangannya yang terasa berdenyut.

Namun Jerry cuek. Ia meninggalkan teman-temannya begitu saja.

"Makanya, jangan cari gara-gara sama Jerry," ucap Javier masih tertawa.

"Tau nih anak! Udah tau si Jerry mainnya otot," sambung Renze.

Hanzel menatap teman-temannya dengan pandangan memelas. Lalu masih dengan tertawa Renze merangkul pundak Hanzel sambil berjalan.

"JER, JANGAN LAMA-LAMA," teriak Javier pada Jerry yang akan hilang dibalik koridor.

Jerry membalasnya dengan lambaian tangan tanpa menoleh.

~

Jerry menunggu Mael di depan ruang OrDis yang terkunci sambil membuka ponselnya. Sampai tak menyadari kehadiran Mael sampai kakak kelasnya itu menepuk pundaknya. Jerry pun menoleh. Dilihatnya Mael yang sedang tersenyum. Dan dibalas Jerry dengan senyuman juga.

"Kak, sebelum Kakak bicara, aku mau tanya dulu, boleh?" tanya Jerry saat keduanya sudah duduk di dalam ruangan.

"Tanya aja, Jer. Kenapa harus minta ijin Kakak?" jawab Mael masih dengan tersenyum.

"Kakak kenal daddy ku?" Pertanyaan Jerry membuat senyum di wajah Mael memudar.

"Itulah yang mau Kakak bicarain," jawabnya.

My Precious Boy | MarkNo (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang