34. Final Chapter

1.1K 62 0
                                    

Happy reading

    

    

Mael, Javier, Renze dan Hanzel sedang menikmati makanan mereka ketika Jayden datang. Sementara Jerry sedang tidur setelah dokter melakukan kunjungan dan menyuntikkan obat melalui infus. Dengan ramah Jayden menyapa mereka.

"Halo anak-anak. Wah, lagi pesta nih?"

"Hehe iya nihh Om," jawab Javier.

"Maminya Kak Mael kirim makanan, Om," terang Javier.

"Oya? Wah, pasti enak nihh kalo buatan maminya Mael," ucap Jayden seraya tersenyum.

"Eh, jangan salah Om. Masakan Mama lebih enak. Makanya rumah makannya rame," protes Javier.

Jayden dan yang lain tertawa.

"Hahaha iya deh, masakan Mama Javier paling enak," ucap Jayden.

"Om sudah makan? Itu di meja buat Om," kata Mael.

"Iya, habis ini Om makan. Gimana Jerry, Mael?" tanya Jayden seraya menghampiri putranya yang tengah tertidur.

Mael pun datang mendekat.

"Jerry tadi sudah mulai ngomong Om. Walaupun cuma satu-dua kata dan terbata. Terus kata dokter bla.. bla.. bla..."

Mael menerangkan panjang lebar kepada Jayden. Dan pria itu meresponnya dengan anggukan kepala dan senyum haru karena perkembangan putranya.

"Terima kasih banyak Mael," ucap Jayden seraya menepuk pelan pundak Mael.

Ketiga sahabat Jerry terheran-heran melihat kedekatan Jayden dan Mael. Padahal sebelumnya Jayden sangat membenci Mael. Namun sekarang, ia justru mempercayakan Jerry pada Mael.

Jayden mengusap lembut surai Jerry, lalu menciumnya. Hal itu membuat Jerry terbangun.

"Dad..." ucapnya lirih.

"Hai boy," ucap Jayden seraya tersenyum.

"Mom-my.."

"Mommy? Kenapa mommy?"

"Jer-ry ke-te-mu mom-my."

Jayden tertegun.

"Se-ti-ap ha-ri."

Suasana hening. Teman-teman Jerry yang semula mengobrol terdiam menyimak.

"Jer-ry bi-lang ma-u i-kut."

Dada Jayden berdesir mendengarnya.

"Mom-my a-jak Jer-ry ke-ma-na-ma-na."

"Mom-my bi-lang ba-ha-gi-a"

"Bi-sa ke-te-mu Jer-ry"

"Ta-pi Jer-ry gak bo-leh ning-ga-lin Dad-dy."

Jerry terdiam, lalu air matanya mengalir. Jayden segera meraih tangan Jerry.

"Dad..."

"Jer-ry ka-ngen mom-my."

"Jer-ry ka-ngen pe-luk ha-ngat mom-my."

"Jer-ry ma-u sa-ma mom-my."

Lalu Jayden memeluk putranya. Ia juga menangis.

"Jangan, Sayang. Daddy mohon. Jangan sama mommy. Jangan tinggalin daddy. Daddy gak peduli kamu bilang egois. Tapi daddy gak mau kehilangan kamu, Jerry. Cuma kamu satu-satunya yang daddy punya. Apa jadinya hidup daddy kalo kamu gak ada, Jer? Tolong, nak. Tolong jangan ninggalin daddy." ucap Jayden pilu.

Ia sungguh tak siap jika harus kehilangan lagi.

"Jer-ry ka-ngen mom-my, Dad."

"Iya Sayang. Daddy tau. Daddy juga kangen mommy. Tapi please, daddy mohon sama kamu nak. Jangan tinggalin daddy."

My Precious Boy | MarkNo (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang