~Happy Reading~
..
.
'Brak'
Suara pintu di dobrak mengejutkan Asta dan Devon, Devon menatap tajam sang pelaku pendobrakan pintu UKS itu
Bahkan pintu itu sudah terlepas dari engsel nya
"Hehe sorry Dev" sedangkan sang pelaku hanya cengengesan tak jelas, dia Zidan salah satu pawang Anggasta sekaligus anak kepala sekolah
"Adek gapapa kan?" Tanya siswa yang satu nya lagi, Alarik. Dia menghampiri Asta yang masih menatap Zidan tajam.
Mereka berdua sangat panik ketika mendengar para murid membicarakan Anggasta yang datang dengan darah di seragam dan kepalanya.
"Dek hei kenapa? Kaget ya? Maaf ya nanti Abang hukum curut itu" ucap Alarik lagi mengelus rambut Asta yang di perban dengan lembut.
Asta beralih menatap orang di samping nya itu
"Siapa?" Tanya nya datar setelah menepis tangan yang mengelus rambutnya
Alarik terkejut, tatapan dan nada bicaranya sangat berbeda dengan Anggasta yang dia kenal.
"Alter ego, Asta" jelas Devon singkat yang langsung di mengerti oleh Alarik
"Huh?" Tapi tidak dengan Zidan
Devon menatap Zidan jengah
"Anggasta memiliki alter Ego, namanya Asta" jelas Devon dengan setengah hati
"Oh.." Zidan hanya berohria saja
"Alarik, panggil Abang" perkataan alarik membuat Asta menatapnya semakin datar
"Tidak"
'Angga..'
'hah..baiklah Asta ku tersayang~
biar gue yang menghadapi pawang terkuat nya Anggasta'Alarik adalah ketua OSIS sekaligus anak mafia dan pengusaha no 1 di Dunia novel ini, keluarga nya bahkan berada jauh di atas keluarga Anggasta
Angga kembali mengambil alih tubuh nya
"Hmm bang Alarik?" Mereka tersenyum tipis
Alarik mengangguk kemudian membawa Angga kepelukannya
"Tidak papa kan?" Angga membeku. seumur-umur dia tak pernah di peluk seseorang selain Abang kembarnya dan kedua orangtuanya.
Sifat Asta yang protektif membuat orang-orang tak berani mendekati Angga.
'Angga..'
Mendengar nada dingin dari Asta Angga segera melepas pelukan itu
"Gapapa kok bang, cuma sakit sedikit aja kepalanya" Angga tersenyum manis menatap Alarik
"Siapa yang ngelakuin ini?" Tanya Zidan dingin
Zidan memang yang paling cair di antara mereka tapi kalau menyangkut keselamatan Angga dia juga sama seperti yang lain
"Bang Zavier"
"Akan ku balas dia" ucap alarik membuat Angga menggeleng
"Asta udah buat dia masuk rumah sakit kok" ucap Angga santai membuat mereka terdiam
Ah benar penjaga kesayangan mereka bertambah sekarang..
..
.
.
Kini Angga dan para pawang nya sudah berada di kantin bersama murid lain yang juga masih lapar seperti Angga Sekarang ini
"Tadi tidak sarapan?"
"Sarapan tapi cuma dikit" Angga menjawab sambil memasukan nasi goreng kedalam mulutnya
Mereka hanya memperhatikan saja Angga makan.
'ck tatapan mereka..'
'dahlah biarin aja Asta, mereka kan natap Anggasta bukan gue'
"Udah habis.."
"Baiklah mari ke kelas"
Mereka bangkit dan berjalan keluar kantin menuju kelas Angga, tapi baru beberapa langkah
"Anggasta" Adelio menghentikan langkah mereka
Angga menaikkan alisnya sebelah
"Kenapa?"
"Lo jahat banget udah buat bang Zavier masuk rumah sakit" ucap adelio sedikit mengeraskan suaranya membuat para murid mendengar ucapan nya itu
Dan seketika bisik-bisik tak mengenakkan untuk Angga terdengar riuh.
"TUTUP MULUT SAMPAH KALIAN JIKA TIDAK TAU APA-APA" teriakan penuh penekanan Devon membuat semua hening seketika
'di novel Gak ada scene kaya gini, ah alurnya bener-bener udah melenceng. mari buat ini semakin melenceng jauh..'
Angga menatap Adelio dengan tatapan sedihnya..
"Maaf udah buat bang Zavier masuk rumah sakit, tapi apa Lo juga gak liat luka di kepala gue? Gue hanya berusaha melindungi diri gue sendiri Lio.."
"Udah cukup selama ini tubuh gue selalu dapat luka karena mereka, gue juga punya batas kesabaran. Dan kesabaran itu sudah mencapai batasnya sekarang "
Angga berbicara dengan nada stabil, meski begitu semuanya bisa mendengar dengan jelas karena suasana yang hening.
Adelio terdiam..
'dia sudah berani membuka perlakuan keluarga nya?'
Angga tersenyum penuh arti dalam hati melihat ekspresi terkejut adelio
Selama ini Anggasta memang tak pernah berani menyebar perlakuan keluarga nya terhadap dirinya.
Bahkan jika ada rumor, dia selalu menutupi dengan berkata jika itu tidak benar dan keluarga nya sangatlah menyayangi nya.
Itu juga alasan para pawang nya tak pernah bisa membalas keluarga nya, karena Anggasta yang memohon untuk tidak menyakiti keluarga biadab nya itu
"Lo tega banget fitnah keluarga Lo sendiri" adelio kembali bersuara membuat Angga tersenyum miring dalam hati
'lo mancing kehancuran keluarga itu Lio..'
Anggasta menggeleng pelan kemudian membuka seragam nya membuat mereka menatap tak percaya.
Adelio mematung..
"Luka-luka ini belum lama gue dapat dari keluarga biadab yang sayang nya keluarga kandung gue sendiri.." ucap Angga menunjukkan tubuh nya yang penuh luka memar, cambukan, bahkan seperti ada luka sayatan di perutnya
"Bukan cuma fisik, mereka melukai batin gue juga Lio..Lo gak pernah kan ngerasain gimana rasanya dituduh dan di hukum atas perbuatan yang bahkan Lo gak pernah lakuin.."
Kini air mata Angga mengalir dengan sendirinya..
'anjir sakit..'
'bagus Angga lanjutkan..'
"Sedangkan pelaku sebenarnya malah mendapat semua kasih sayang mereka. sakit Lio, dan Lo gak akan pernah ngerasain itu.."
Sudah cukup, Alarik membawa Angga ke dalam pelukan nya kemudian menggendong nya dan pergi dari sana.
diikuti Devon dan Zidan yang memandang Adelio dengan tatapan ingin membunuh.
'Plak
Kepala Adelio tertoleh setelah mendapat tamparan secara tiba-tiba
Dia menatap pelaku yang kini menatapnya tajam
"Bang ziel.."
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~
Typo Tandai ~
Thankyouuuuuuuu 💕
9Mei2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGASTA ✓
Teen FictionTentang 2 pemuda kembar tak identik yang berpindah jiwa ke dalam satu tubuh, maka mau tak mau salah satu dari mereka harus menjadi sosok Alter Ego.. "Pokoknya Asta yang harus jadi Alter egonya, Asta kan kaku, dingin, kejam juga iya kan?"_Angga_ "Ter...