•Bab°°7

31.1K 3.2K 53
                                    

~Happy Reading~
.

.

.
"Asta kok perasaan gue gak enak ya?"

'itu hanya perasaan mu saja Angga..'

Kini Anggasta sedang berada di depan pintu mansion keluarga nya, dia baru pulang dari sekolah

Tapi sebelum masuk perasaan Angga mendadak tak enak, seperti akan ada sesuatu yang buruk terjadi.

Angga menghela nafas nya menetralkan perasaan nya yang tak karuan. Kemudian membuka pintu itu dan melangkah masuk

Tapi baru langkah pertama dia memantung

'Anjir Astaaa..bener kan perasaan gue' 

Angga meneguk ludahnya kasar, pemandangan didepan nya ini membuat jantung nya berdetak lebih cepat

'Angga bahasamu'

'ish Asta jangan bahas itu dulu, ini gimana weh'

'tenang saja ada aku'

Angga menetralkan rasa takutnya, merubah ekspresi nya menjadi santai seperti biasa

"Woww..ada apa ini? Apakah ada presiden sampe banyak pengawal bersenjata kaya gini?" Tanya nya menatap semua pasukan bersenjata yang sudah berada di sekeliling mansion ini

Lalu tatapan nya beralih menatap Hendrix dan kedua anaknya, Zavier dan Zaziel yang duduk santai di tengah² orang-orang itu

"Ah halo bang Zev~ gimana betah gak di rumah sakit?"

Zavier mengeraskan rahang nya mendengar ejekan dari adik nya itu. karena ulahnya dia harus mendapat beberapa jahitan di wajah mulus nya

"Sialan.."

"Wes jangan mengumpat dong, gak baik tau~" ucap Angga dengan wajah tengil nya membuat Zavier semakin emosi

"Team A Serang dia"

Angga membelalakkan matanya mendengar perintah Zavier kepada orang² bersenjata itu

"Ehh bentar, Kok gak adil bgt ya, 1 lawan 10 mana kalian bersenjata lagi..kalo laki tuh harus gentle dong, taro tuh senjata" cerocos Angga panik karena team A itu bersisi 10 orang

Orang² itu menurut, mereka melepaskan senjatanya

Dia tak habis pikir, keluarga macam apa tempat Anggasta berada ini. Mereka benar-benar gila, menyuruh petarung profesional untuk melawan adik dan anak mereka sendiri.

Mana tubuh Anggasta ini kecil bgt lagi Sangat tidak memungkinkan untuk dia bisa menang

'Asta~ gimana..'

Asta tak menjawab dia langsung mengambil alih tubuh ini

Hendrix menatap Anggasta remeh, dia sedang duduk santai menonton  semuanya.

Sekiranya dia menyiapkan pasukan sebanyak 100 orang untuk melawan anak nya sendiri, bapak yang gila memang:)

Dan pertarungan pun di mulai, Asta tak kesulitan melawan 10 orang berbadan kekar itu. Dia sudah terbiasa melindungi Angga sebelumnya, jadi hal seperti ini bukan masalah besar untuknya

Hendrix menyeringai menatap Asta yang sudah menaklukan 10 orang bawahan nya

'ah ini akan seru~' Hendrix memang suka bermain-main, dia tau Anggasta memiliki alter ego yang kuat. jadi dia membuat rencana pelenyapan anak itu sedikit lebih seru

"Kalian memang Gila, ayah dan kakak mana yang menyuruh orang untuk melenyapkan anggota keluarga nya sendiri " ucap Asta menatap Hendrix tajam

Hendrix bangkit mendekat ke arah Asta

"Tidak ada..karena aku bukan ayah mu "

'ah benar Anggasta kan anak angkat nih bapak setan' sahut Angga dalam hati

Asta tersenyum miring

"Ya kau benar, maka jika aku melenyapkan mu, aku tidak akan menjadi anak durhaka bukan?"

"Jika kau mampu, tapi sebelum itu aku lebih dulu akan melenyapkan mu anak sialan" 

'Bugh

'Dukh

Asta memukul dan menendang Hendrix secara tiba-tiba membuat pria paruh baya itu tersungkur ke lantai

"SIALAN CEPAT SERANG DIA"

"Ohh~ mari lebih serius"

'Asta please hati-hati, gue bakal bantu klo Lo gak sanggup oke'

Asta tak merespon Angga, dia masih sibuk melawan para bawahan pria bajingan itu

Beberapa menit terlewati dengan sangat genting. suara teriakan, pukulan dan benda jatuh menghiasi mansion megah ini

Asta sedikit kelelahan ketika setengah dari orang-orang itu sudah dia lumpuhkan

Dia juga sudah mendapat beberapa pukulan di tubuhnya

'Asta biar gue yang ambil alih sekarang '

'tidak, mereka terlalu kuat dan banyak Angga. Kau bisa terluka'

'gue punya rencana Asta udah tenang aja'

'tidak Angga'

Angga tak menuruti Asta, dia tetap mengambil alih tubuh nya

"Hiks..sakit.." Angga menjatuhkan dirinya di lantai sambil terisak pilu

Para penjaga yang hendak menyerang nya mendadak mematung

'apa yang ku lakukan..'

'Aku menyerang anak rapuh seperti ini?'

'oh ibu maafkan aku, aku menyakiti anak tak berdosa '

Ya sekiranya itu beberapa kata hati mereka, Anggasta adalah anak menggemaskan dan rapuh, bagaimana bisa mereka menyerang anak ini? Hah mereka tak habis pikir

"Paman..hiks sakit" Angga menatap orang-orang itu dengan mata bulatnya penuh airmata

Salah satu dari mereka menghampiri Anggasta dan mengelus sudut bibirnya yang berdarah

" maaf ya, paman tiup supaya tidak sakit oke?" Ucap orang itu lembut

Angga mengangguk pelan, dan orang itu mulai meniup luka di wajah Anggasta

'lihat, pinterkan gue..'

'aku speechless..'

Hendrix dan kedua anak setannya? Mereka melongo dengan tidak elitnya

'dia memang menggemaskan..'

"APA-APAAN KALIAN CEPAT SERANG DIA!" Teriak Hendrix setelah dirinya sadar jika niatnya ingin melenyapkan anak itu

"Huwaaaaaa..."

.

.

.

~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

10Mei2023

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang