•Bab°°35 (END)

23.6K 2K 99
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Kini Asta, Angga, Liam dan kedua orangtuanya, sedang berada di tempat pemakaman keluarga, milik salah satu keluarga ternama..

"Jadi siapa yang donorin paru-paru nya?" Angga menatap kedua orang tuanya bertanya

dia masih bingung karena di depan nya itu ada tiga makam dengan bertuliskan nama..

Devon, Zidan dan Anggasta..

Haris dan Nadia tersenyum kemudian mendekat ke salah satu makam

"Dia yang sudah memberikan paru-paru nya untuk kamu sayang.."

Angga menatap makam itu sendu, matanya berkaca-kaca sekarang.

Dia ikut menghampiri makam itu dan memeluk nisan nya erat.

"Hiks makasih udah ngasih kehidupan lagi buat Angga..Angga janji bakal jaga paru-paru kamu dengan baik.. Anggasta.."

Ya Anggasta, orang yang sudah mendonorkan paru-paru nya untuk Angga..

FLASHBACK ON

"hiks gimana ini pa, Angga harus segera mendapatkan donor itu.." Nadia terisak di pelukan haris setelah keluar dari ruang dokter

Dokter bilang paru-paru Angga tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Jadi mereka harus segera mendapatkan donor itu.

Haris memfokuskan penglihatannya, ketika melihat sosok sahabat nya berlari dengan beberapa brankar di depan nya

Haris melepas pelukan nya terhadap sang istri lalu bangkit menemui sahabatnya sekaligus clien perusahaan nya itu

"Bryan, Evelin, kenapa kalian ada disini, siapa yang sakit?"

Bryan menatap Haris sendu

"Anakku, semua anakku hiks"

Haris terdiam mendengar itu, Bryan menceritakan kejadian saat mereka pulang dari acara perusahaan kyler tadi.

Mobil yang di tumpangi Devon, Zidan dan Anggasta mengalami kecelakaan tunggal, jadi berakhirlah ketiga anaknya di larikan kerumah sakit ini..

Haris menepuk pundak sahabat nya, mencoba untuk memberikan nya kekuatan.

Tak lama dokter keluar dari ruang UGD, mereka segera menghampiri dokter itu

"Bagaimana keadaan ketiga putra ku hiks" tanya Evelin

Dokter tersebut menghela nafasnya dan menggeleng

"Maaf tuan, pasien bernama Devon dan Zidan tidak bisa kami selamatkan..dan pasien bernama Anggasta masih kritis sekarang.."

Mendengar itu Bryan dan Evelin menerobos masuk ke dalam ruang UGD, sedangkan haris kembali menghampiri istrinya..

'bagaimana jika Angga...' Haris menggeleng cepat menghalau pemikiran negatif nya

Sekitar 10 menit kemudian, Bryan menghampiri Haris dan meminta nya untuk menemui Anggasta atas permintaan Anggasta sendiri

Haris mengangguk dan menemui Anggasta di temani Nadia, sesampainya di sana dapat Haris lihat kondisi Anggasta yang sudah sangat parah.

Luka-luka di tubuhnya banyak sekali, nafas anak itu juga terdengar lemah..

"Hey nak..." Anggasta menoleh dan tersenyum melihat kedatangan haris

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang