•Bab°°21

22K 2.5K 42
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

Angga menatap gugup keluarga nya yang memandangnya tajam, dia sudah berada di mansion setelah Sanders menjemput nya ke Markas tadi.

"Kenapa tidak menurut?"

Angga menatap Sanders dengan mata berkaca-kaca

"Angga cuma bosen kakek~, kalian ninggalin Angga sendiri disini. Jadinya Angga nemenin Asta latihan deh" ucapnya dengan wajah dan nada se memelas mungkin

Sanders dan yang lain tak luluh sedikitpun

'tumben gak berhasil..'

'perlu bantuan ku?'

'nggak deh, gue aja dulu yang ngatasin ini..'

'baiklah aku akan tidur..'

"Mommy~" Angga menghampiri Sista yang juga menatapnya dingin, tapi tak ayal Sista mengelus rambut Angga lembut

"Anak nakal harus di hukum" ucapan Sista membuat Angga menggeleng ribut

"Enggak mau,Angga minta maaf. Janji nanti gak nakal lagi, ya mommy, Daddy, Abang~" Angga menatap mereka memohon

"Kau harus tetap di hukum karena berani keluar tanpa izin" ucap Geo membuat Angga kesal

"Ish kalian tuh lebay tau gak, gue kan cuma ke markas gak kabur kemana-mana, gimana klo misalnya gue kabur jauh dari sini coba " emosi Angga melupakan akting nya jadi anak baik:)

'Angga bodoh mulutnya' rutuknya dalam hati melihat mereka mengeluarkan aura yang lebih dingin dari tadi

"Huwaaaa enggak, Angga minta maaf kakek.." histeris Angga ketika Sanders menggendong nya Ala karung beras dan membawanya ke lantai atas
.

.

.

.

"Hiks lepass~" rengek Angga menunjuk rantai yang ada di kedua kakinya

"Tidak sebelum kau menyadari kesalahan mu" ucap Sanders setelah itu pergi keluar dari kamar Angga

Ya hukuman Angga adalah kakinya di rantai di ranjang selama waktu yang tidak di tentukan

"Abang ini sakit.." lirih Angga menatap Alarik memelas

kaki nya memang terasa sakit karena mereka terlalu kencang merantainya

Alarik mendekatkan wajahnya pada wajah Anggasta

'buset Deket amatt..'

Cup

"Jalani hukuman mu, setelah itu Abang lepas"

Setelah itu Alarik pergi diikuti yang lain.

Angga mematung, lalu bibirnya mencebik dengan mata berkaca-kaca

'Huwaaa Asta pipi suci gue ternoda hiks...' Angga mengusap kasar pipi nya yang di kecup Alarik, sebenarnya itu hal biasa yang dilakukan keluarga kandung nya.

Ingat hanya keluarga kandung nya, Angga paling tidak suka di sentuh oleh orang lain.

ya walaupun kali ini tubuh Anggasta yang di sentuh, tapi tetap saja dia yang merasakannya..

"Hiks mereka nyeremin lama-lama, gue cuma gitu doang udah di rantai gimana klo gue kabur beneran hiks"  gerutu Angga dengan sisa isakanya

Angga tidak pernah di perlakuan seperti ini, Asta memang protektif terhadap nya. tapi jika Angga salah, dia tidak pernah menghukum Angga dengan hukuman yang akan melukai fisik atau mentalnya.

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang