~Happy Reading~
..
.
"Aaaaa.."
Angga menerima suapan dari Asta dengan senang hati, Abang kembarnya itu tidak terlalu kaku setelah Angga selamat dari maut.
Mau diceritakan bagaimana tubuh mereka di dunia nyata selama mereka masuk novel? Mauuu,Oke:)
Jadi Asta dan Angga koma selama 6 bulan, selama itu orang tua mereka tidak pernah absen sedikitpun untuk berjaga.
Sehingga mereka tau kapan saat nya Angga selalu drop, terakhir adalah saat malam kemarin. Angga Kritis karena paru-paru nya sudah tidak berfungsi dengan baik.
Satu fakta yang sebelumnya tidak di ketahui Asta dan Angga.
saat mereka masuk ke dunia novel, Rumah Mereka mengalami kebakaran.
Dan karena kebakaran itu paru-paru Angga yang sudah bermasalah sejak lahir kembali rusak dan semakin parah.
Sedangkan Asta, dia hanya koma tanpa Alasan medis.
Mereka kini sedang di ruang inap Angga,karena Angga masih membutuhkan perawatan
"Sudah, adik pintar" Asta mengusak rambut Angga
Angga tersenyum lebar, ah dia suka Asta yang sekarang
"Kenapa natapnya kaya gitu banget?"
"Angga suka Asta kaya gini, gak kaku kaya dulu, Asta juga sekarang sering senyum.."
Asta tersenyum tipis mendengar itu. memang benar, Sejak Angga dinyatakan selamat, dia berjanji pada dirinya sendiri akan menjadi Abang yang lebih baik lagi.
Dia juga akan menuruti permintaan Angga dulu, Angga meminta Asta untuk banyak tersenyum jika bersama Angga.
"Tapi Asta, gimana sama bang Liam?" Pertanyaan Angga membuat Asta terdiam
Dia juga tidak tahu bagaimana dengan Abang pertamanya itu
Ceklek
"Asta, Angga..kita punya kabar baik, Abang kalian sudah sadar"
Asta dan Angga menatap tak percaya pada orang tuanya itu. Benarkah?
.
.
.
.
"Gimana bisa Abang keluar dari sana? Bukannya Zidan udah meninggal ya?"
Pertanyaan Angga membuat Liam tersenyumKini Keluarga kyler sedang berkumpul di ruang rawat Angga dan Liam, mereka di jadikan satu ruangan sekarang.
"Keluar darimana, dan siapa Zidan?" Tanya sang kepala keluarga tidak mengerti pembahasan anak-anak nya
Angga menepuk jidatnya sendiri, dia lupa jika ada orang tuanya disini
"Ah tidak ada pa, ma, Angga mungkin sedang melantur" Angga menatap Asta kesal, ya gak gitu juga alasan nya.
"Baiklah papa mama akan mengambil baju ganti untuk kalian dulu, Asta titip Abang dan adik kamu ya"
Asta mengangguk dan memeluk kedua orang tuanya, kini hubungan mereka sudah jauh membaik.
"Anak pintar, yasudah papa mama pergi dulu"
Setelah kepergian Haris dan Nadia, Liam menjelaskan semuanya pada Angga dan Asta
"Setelah Anggasta meninggal, keluarga nya yang terobsesi itu bunuh diri. Dan ternyata Zidan dan Devon belum meninggal, begitu Abang tau fakta itu Abang segera menyerahkan diri kepada Zidan.. "
"Dan dengan senang hati Zidan membunuh Abang karena Abang sudah membunuh Anggasta." Lanjut Liam membuat kedua adiknya mengerti
"Hah syukurlah kita udah kumpul lagi Sekarang, Angga seneng"
Mereka mengangguk
"Sini peluk, kalian tidak kangen Abang" Liam merentangkan tangan nya yang di sambut baik oleh Asta, tapi tidak dengan Angga.
"Kenapa?" Tanya Asta karena Angga hanya diam di brankarnya
"Angga masih lemes, gak bisa turun dari sini" ucap Angga pelan
Asta melepas pelukannya dengan Liam dan menghampiri Angga yang menunduk sedih
"Hey tidak papa, sebentar lagi juga akan sembuh. Adik Abang ini kan kuat.." ucap Asta menangkup kedua pipi Angga
"Tapi sekarang dada Angga selalu sesak, Asta Angga punya penyakit parah ya?"
Asta menggeleng, dia membawa Angga kepelukannya
"Tidak, sebentar lagi Angga akan sembuh. Asta janji akan selalu menjaga Angga.."
'semoga papa mama segera menemukan paru-paru yang cocok untuk Angga..'
Memang hanya Asta dan Liam yang di beritahu Soal munculnya kembali penyakit lama Angga.
Angga tidak pernah tau, karena penyakit itu sudah sembuh saat Angga kecil, dan sekarang kembali muncul bahkan lebih parah.
Grep
"Eh.." Angga terkejut ketika tangan besar memeluk tubuhnya dan Asta
Liam memeluk kedua adiknya itu erat, dia janji akan menjaga mereka.
..
.
.
"Ayo dek cepetan Abang ada meeting pagi ini" ucapan Liam dari arah tangga membuat Angga dan Asta terburu-buru memakan sarapan mereka
"Ya ampun sayang tidak usah terburu-buru begitu. Abang kamu pergi aja sekarang biar nanti Asta dan Angga di antar Papa..ya kan pa?"
Haris mengangguk merespon ucapan istrinya itu
"Yasudah Liam berangkat ya pa, ma" Liam mengecup kedua pipi orang tuanya
Dan berlanjut kedua pipi Asta dan Angga, yang kembali memakan sarapan nya dengan tenang tanpa terburu-buru.
Tak lama Asta dan Angga selesai dengan sarapan mereka
"Nih minum susunya"
Dan mereka meminum susu coklat yang sudah di siapkan Nadia
"Angga ini obatnya minum dulu" Nadia menyodorkan beberapa obat yang di hadiahi helaan nafas lelah dari Angga
Sudah 2 Minggu Angga selalu rutin meminum obat itu, meskipun dia tidak pernah protes dan bertanya apa penyakitnya.
Asta mengelus rambut Angga
"Minum ya, Angga ingin sembuh kan?"
Angga mengangguk lesu dan meminum obat itu, jujur baru 2 Minggu saja dia sudah lelah harus meminum obat yang jumlahnya tidak sedikit.
Nanti dia akan bertanya, sebenarnya dia sakit apa.
"Yasudah ayo" Asta menarik pelan tangan Angga untuk pamit pada Nadia
Dan mereka berangkat ke sekolah bersama papa nya
3 jam berlalu..
Nadia masuk ke kamar si kembar untuk mengambil baju kotor mereka.
para maid memang ada, tapi Nadia tidak mengizinkan mereka untuk masuk ke kamar nya dan anak-anaknya.
Saat melewati meja belajar Angga dan Asta..
"Ya ampun, ini inhaler Angga.."
Dia segera mengambil handphone nya dan menghubungi seseorang
"Halo Abang.."
.
.
.
~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~Typo Tandai ~
Thankyouuuuuuuu 💕
17Mei2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGGASTA ✓
Teen FictionTentang 2 pemuda kembar tak identik yang berpindah jiwa ke dalam satu tubuh, maka mau tak mau salah satu dari mereka harus menjadi sosok Alter Ego.. "Pokoknya Asta yang harus jadi Alter egonya, Asta kan kaku, dingin, kejam juga iya kan?"_Angga_ "Ter...