•Bab°°5

36.8K 3.6K 57
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

"Sudah tidak papa ada kami disini"

Kini Angga dan para pawang nya sedang berada di ruangan khusus di sekolah ini, yang memang di siapkan Devon untuk mereka

Angga masih terisak di pangkuan Alarik dan itu membuat Devon dan Zidan mendengus kesal karena Alarik mengambil kesempatan dalam kesempitan

'Angga cukup biar aku ambil alih'

'jangan dulu Asta, biar lebih meyakinkan gue bakal jadi menyedihkan dulu..emang nya Asta mau akting nangis kaya gini?'

'tapi ini terlalu lama dia mendekapmu'

'ck Asta please deh tubuh ini tuh punya Anggasta bukan punya gue..'

'tapi tetap saja'

Oke Angga mengalah, dia menjauh kan kepala nya dari dada tegap Alarik

Jangan tanya kenapa Angga bisa sangat nyaman di pangkuan Alarik, karena tubuh mungilnya hanya sepantaran dada mereka yang tubuh nya tegap berisi

Jadilah itu membuatnya sangat kecil di dekapan mereka, entah Anggasta yang terlalu kecil atau orang-orang ini yang berbadan seperti Titan :)

Alarik menatap Angga yang juga tengah menatapnya, wajah anak itu memerah karena menangis

Bahkan sisa air mata di pelupuk nya masih ada dan itu menambah kesan imut pada wajah mungil nya

Alarik yang gemas menggesekkan hidung nya pada hidung Angga, membuat Angga tertawa geli

'sudah cukup'

'Brukh

"Hahahaha" tawa Devon dan Zidan pecah melihat Alarik yang terjerembab di lantai dengan tidak elitnya

Sedangkan yang pelaku yang mendorong Alarik masih menatap tajam sang empu

Alarik bangkit dan menatap Asta bertanya

"Kenapa Asta?"

"Jangan menyentuh kesayangan ku" ucap Asta dingin

Alarik kembali duduk dan memasang wajah menyebalkan untuk Asta

"Sini duduk" tangan Alarik menepuk sofa di sisi nya mengisyaratkan Asta untuk duduk di sisinya

Asta tak menghiraukan Alarik, dia masih memasang wajah dingin penuh Amarah

Alarik menghela nafas nya

"Maaf oke"

Amarah Asta sedikit mereda, satu fakta bahwa Asta akan luluh jika mendengar kata Maaf..

Asta tak menjawab dia langsung duduk tepat di samping Alarik namun wajahnya masih datar

Alarik tersenyum tipis dan mengelus rambut Asta lembut

Lagi-lagi Asta membeku, sudah lama dia tak pernah mendapat perlakuan seperti ini, sifatnya yang dingin membuat orang segan walau hanya untuk menjadi teman nya

Orang tua nya juga tak pernah melakukan hal kecil seperti ini, semenjak mereka sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

"Kau adalah bagian dari Anggasta bukan?" Tanya Alarik menatap Asta

Asta hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangan nya ke depan

"Anggasta adalah kesayangan kami, maka kamu juga kesayangan kami" ucapan alarik membuat Asta menatap nya

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang