•Bab°°10

31K 3.3K 54
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

'cuih

"Angga.."

'hiks..Asta..'

"Tenang ya,, mereka sudah mati"

Ya Asta sudah melenyapkan orang-orang kurang ajar itu, entah bagaimana caranya dia bisa melenyapkan mereka dengan tangan kosong. Mungkin karena emosi yang menguasai dirinya..

'hiks Asta takut..'

Asta menghela nafasnya

"Maaf..tapi jangan pernah pergi sendirian lagi nanti hmm"

Sebenarnya Asta sudah bangun saat Angga menangis tadi, dia hanya menunggu Angga menyesal dan menyadari bahwa kehidupan di tempat seperti itu sangat berbahaya.

Entah untuk perempuan maupun laki-laki manis seperti Angga

Wajah Angga dan Anggasta tak jauh berbeda, makanya mereka selalu menjadi incaran untuk pria² brengsek di luaran sana

'hiks Asta peluk..takut hiks'

Asta bingung, dia sangat ingin memeluk adik kembarnya itu. Tapi bagaimana caranya, mereka satu tubuh sekarang

Asta mencoba memeluk dirinya sendiri, berharap Angga juga dapat merasakan pelukan itu. Namun Angga masih terisak menandakan dia belum merasa tenang

"Adek.."

Sampai seseorang datang membuat Asta tersenyum tipis

"Tolong peluk Angga nanti, tenangkan dia.."

"Asta.." Alarik menghampiri Asta di susul Devon dan Zidan di belakang nya

"Apa yang mereka lakukan sampai seperti ini?" Tanya Zidan penasaran melihat mayat² pria di sekitar mereka

Asta menjadi Emosi kembali

"Mereka hampir melecehkan Angga" ucapnya berusaha untuk tidak mengamuk lagi

"Sialan.."

"BRENGSEK.."

'Bugh

'Dugh

Asta menatap datar mereka bertiga

"Hentikan bodoh, mereka sudah mati"

"Aku tetap tidak terima, ingin ku hancurkan tubuh mereka rasanya"

jawaban Devon membuat Asta memutar bola matanya malas

"Terserah...tapi tolong tenang kan Angga dulu" ucapan Asta membuat Alarik menghentikan aksi nya menghajar mayat-mayat itu

Setelah Alarik sampai di hadapannya, Asta membiarkan jiwa Angga mengambil alih tubuh ini

"Hiks.." tubuh Angga hampir mengenai lantai kotor itu, jika Alarik tidak menangkap nya

Alarik membawa Angga ke gendongan nya, dia mengelus rambut dan punggung Angga guna menenangkan

"Stt tidak papa, ada abang disini kamu aman sekarang.."

Lalu Alarik menatap kedua teman nya yang masih menghajar mayat-mayat itu

"Hentikan, ayo kita pergi"

'cuih

"Menjijikkan.."

Setelah itu mereka pergi meninggalkan mayat-mayat yang sudah tak terbentuk lagi..

.

.

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang