•Bab°°33

14.6K 1.6K 39
                                    

~Happy Reading~

.

.

.
Asta terbangun di sebuah tempat indah yang luas, terdapat banyak sekali bunga dan kupu-kupu berkeliaran

Dia bangkit dan melihat sekitar, tidak ada siapapun. Sebenarnya dimana dia?

Lalu matanya menatap sosok yang berharga untuknya

"Angga.." Asta berlari menghampiri Angga

Grep

Dia kemudian memeluk Angga erat

"Ish Asta lepas~ gue lagi tangkap kupu-kupu nya" rengek Angga membuat Asta melepas pelukannya

"Tuh kan lepas lagi kupu-kupu nya gara-gara Asta nih" kesal Angga menatap Asta

Asta tersenyum tipis melihat adiknya kesal

"Kamu ngapain disini Angga?"

"Ya main lah, ini juga bakal jadi tempat tinggal Angga sebentar lagi.." jawab angga acuh membuat Asta terdiam

Maksudnya? Tempat tinggal Angga, kenapa di tempat seperti ini? Tidak ada rumah satupun disini. Lalu dimana Angga akan tinggal

"Angga jangan bercanda, ayo kita pulang"

Angga menggeleng

"Kenapa? Angga soal ucapan Asta waktu itu kamu salah paham" Asta menggenggam tangan Angga

"Dengarkan dulu penjelasan Abang.."

Angga menggeleng kemudian melepaskan pegangan tangan itu

"Udah Asta gak usah jelasin apa-apa, Angga minta maaf ya udah ngerepotin Asta selama ini. Angga juga udah jadi penghalang kebahagiaan nya Asta. Sekarang Asta bisa kembali dan bahagia tanpa Angga" Angga tersenyum menatap Asta yang sudah menangis

"Tidak Angga, ayo kita pulang. Papa, Mama dan Abang sudah menunggu kita"

Angga tidak mendengarkan Asta dia malah berlari ke arah yang seperti tanpa ujung

Asta hendak mengejar nya tapi kaki nya terasa tidak bisa bergerak

"ANGGA TUNGGU ABANG"

"Hiks Angga Abang ikut.."

Asta menangis melihat Angga yang semakin jauh, dia terlihat senang sekali berlari ke arah sana .

Asta tidak mengerti ada apa Disana, kenapa Angga sangat senang dan memilih meninggalkan nya disini.

"Asta.."

Asta menghentikan tangisnya kemudian pandangan nya menggelap.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"ANGGA" teriakkan Asta mengejutkan Liam yang sedang memeluknya

"Hei kenapa Asta?"

"Hiks Angga ninggalin Asta Abang"

Liam terdiam mendengar ucapan Asta, dia kemudian melihat ke arah ruang operasi tempat Angga berjuang antara hidup dan mati sekarang.

Operasi transplantasi paru-paru Angga di majukan karena kondisi Angga yang sangat kritis.

Sudah 2 jam Angga di ruangan itu, selama itu pula mereka setia berjaga di luar. Asta yang lelah menangis sampai tertidur tadi.

"Angga tidak akan meninggalkan kita" ucap Liam yakin dengan air mata mengalir di pipinya

'Angga pasti kuat'

Satu jam kemudian ruang operasi terbuka menampilkan dokter dengan kondisi yang nampak lelah

Mereka segera mendekat untuk menanyakan bagaimana keadaan Angga

"Bagaimana? operasi nya berhasil kan?"

Dokter tersebut mengangguk membuat mereka tersenyum lega

"Operasi nya memang berhasil, tapi luka tembak yang mengenai ulu hatinya membuat dia tidak bisa bertahan, tuan, nyonya.."

Deg

Dunia mereka seakan runtuh, Asta memegang dada nya yang sakit. Dia menggeleng ribut mendengar penuturan dokter itu

Dia berlari masuk ke dalam ruang operasi, menghiraukan teriakan keluarga nya di luar.

Asta memandang tubuh Angga yang terbaring dengan segala alat medis

Dia mendekat dan memandang Angga tajam

"Angga jahat, Angga berani ninggalin abang iya? Angga ingkar sama janji Angga."

"ANGGA PEMBOHONG, ANGGA BILANG MAU BERSAMA ABANG SAMPAI TUA, TAPI APA INI?"

"Angga malah ninggalin abang sekarang hiks "

Asta terisak di atas wajah Angga, dia bangkit dan memandang Angga datar.

"Jika memang Angga ingin pergi tanpa Abang, baiklah. Biar Abang yang susul Angga sekarang "

.

.

.

Liam melihat Asta berlari keluar dari ruang ICU, dia meninggalkan kedua orang tuanya yang tengah menangis pilu.

"Asta hei mau kemana?"

Asta tidak mendengar Liam, dia terus berlari menuju lantai atas rumah sakit ini

Liam mempercepat langkahnya ketika mengerti maksud adiknya itu.

'BRAK

Asta mendobrak pintu penjaga di lantai paling atas disini, dia berjalan dengan tatapan kosong nya.

Lalu setelah sampai di pembatas balkon dia melihat kebawah dan tersenyum manis. Menatap banyak nya kendaraan berlalu lintas

"ASTA JANGAN MELANGKAH SEDIKIT PUN"

namun Asta sudah bertekad, dia ingin menyusul adik tersayang nya

Detik berikutnya Liam membeku, hidupnya serasa hancur untuk kedua kalinya. Dia berlari ke pembatas balkon dan melihat kebawah

Tubuh Asta tergeletak dengan darah di mana-mana..

'Tunggu Abang Angga...'


End.




Candaaaaaaaaaaaaaaaaaa~



Aku berusaha untuk adil hehe~

~~~~~~~~~~~~~~~~~

To be continued ~

Kurang sad gak sih?°•°

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

20Mei2023

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang