•Bab°°15

26.3K 2.9K 77
                                    

~Happy Reading~
.

.

.

'bugh'

"Jangan mengatakan hal yang akan membuat mu mati" Ancam Alarik setelah memukul dokter pribadi keluarga nya, Beni.

Dokter Beni bangkit dan menghela nafasnya lelah

"Maaf lama tuan, saya harus menetralisir terlebih dahulu racun yang ada di tubuh tuan muda. Racun itu menyerang pernapasan, jadi beberapa hari ini mungkin tuan muda akan sesekali sesak nafas. sekarang tuan muda sudah bisa di temui.."

Tanpa merasa bersalah Alarik langsung menerobos masuk menemui Angga

'sabar, sabar..' batin Beni miris, punya tuan kaya mereka emang kudu kuat mental dan fisik ck

"Gajimu naik 5 kali lipat" setelah mengatakan itu Sanders menyusul anak dan cucunya ke dalam kamar

Sementara sang dokter pribadi sudah jingkrak² kesenangan

"Yuhuu terima kasih tuan.."

"Kau seperti anak kecil dok" perkataan Vino membuat Beni tersadar dan berlalu dengan wajah memerah karena malu

Sementara Vino tersenyum manis menatap pintu kamar Anggasta..
.

.

.
Sesampainya di dalam, Alarik dapat melihat Angga yang menutup mata. dengan masker oksigen yang menutupi sebagian wajah mungilnya

"Adek.." lirih nya menggenggam tangan mungil Anggasta

Angga membuka matanya menatap sayu Alarik, dia tersenyum tipis dari balik masker oksigen

Melihat itu Alarik langsung memeluk Angga

"Hiks jangan tinggalin Abang.." Isak nya dipelukan Angga

'gue jadi merasa bersalah..'

'tidak perlu merasa bersalah, rencanamu ini sangat bagus Angga..'

'siapa dulu dong Angga gituloh..'

"Abang..Angga gpp kok" ucap Angga dengan lirih

Alarik melepas pelukannya dan menghapus air matanya kasar membuat Angga terkekeh pelan..

"Boy.."

"Daddy lepas~" rengek Angga menunjuk masker oksigen di wajahnya

Geo menggeleng

"Jangan dulu ya, ini untuk membantu pernapasan mu.."

"Angga udah gak sesak kok, lepas Daddy gak nyaman~" Geo pasrah, dia melepas alat pembantu pernapasan itu dari wajah Angga

"Daddy.." Angga merentangkan tangannya begitu Geo selesai dengan kegiatan nya

Geo langsung membawa Angga ke gendongan koala nya

"Maaf ya kami lalai.."

"Iya, om Vino mana Daddy?"

Pertanyaan Angga membuat semuanya mengeluarkan aura dingin

'kayanya gue salah nanya..'

"Kau akan ganti guru privat"

Mendengar ucapan Sanders Angga menggeleng dengan mata yang sudah berkaca-kaca

"enggak kakek, om Vino guru terbaik, dia sabar banget ngajarin Angga.. "

"Tapi dia sudah melukai mu"

"Dia pasti di suruh orang kan, Angga yakin om Vino terpaksa..hiks Angga mohon jangan ganti guru buat Angga.."

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang