•Bab°°34

16.1K 1.7K 51
                                    

~Happy Reading~

.

.

.

"Asta hei bangun.."

"ANGGA" teriakan Asta mengagetkan semua orang yang ada disana

"Kenapa dek? Kamu mimpi buruk?" Tanya Liam mengelus rambut Asta yang ada di pangkuan nya

Asta terisak membuat mereka bingung, kenapa Asta pikir mereka?

"Stt jangan menangis ya, sebentar lagi Angga pasti bangun.."

Asta terdiam mendengar ucapan Liam, dia kemudian menatap brankar di depan nya yang terdapat Angga sedang menutup matanya dengan masker oksigen.

Dia bangkit dan mendekati Angga, dia mengelus rambut Angga kemudian kembali terisak.

"Hiks cepat bangun Angga"

Asta ingat, tadi Angga sudah berhasil menjalani operasi itu. Dokter bilang peluru itu menggores beberapa organ dalam Angga, membuat Angga belum sadar sampai waktu yang tidak bisa di tentukan.

Jadi dalam kata lain angga di nyatakan koma.

Dan Asta menyadari jika tadi dia mengalami mimpi didalam mimpi:)

'mimpi itu tidak akan jadi kenyataan kan..'
.

.

.

.

Sudah satu bulan Angga koma, selama itu pula Asta menepati ucapannya.

Dia akan memberikan kematian paling mengenaskan untuk pelaku yang menyebabkan adiknya tidak sadar sampai sekarang.

Asta terus menyiksa pelaku atau kakak dari Xelo yang dendam terhadap nya.

Asta setiap hari bahkan mengurangi anggota tubuh orang itu, dia juga menyuruh orang untuk menyetubuhi pelaku setiap hari.

Dia tidak akan membiarkan dia mati dengan mudah nya..

Seperti sekarang ini..

"Hentikan, kalian bisa pergi.."

Orang suruhan Asta pergi meninggalkan Asta dan sang pelaku yang sudah tidak memiliki semangat hidup

"Bagaimana nikmat?" Asta terkekeh melihat ekspresi orang di depan nya itu

"Bu..nuh sa..ja a..ku.."

Asta menggeleng cepat

"No no, sebelum adikku bangun dari koma. Kau akan tetap mengalami ini semua"

"Sabar ya, nanti jika adikku sudah bangun. Aku dengan senang hati akan membunuhmu, atau mungkin adikku sendiri yang akan membunuhmu"

Ucapnya kemudian pergi keluar ruangan gelap itu

Setelah di luar Handphone Asta berdering

"Halo Pa.."

"......."

"Asta kesana sekarang.." setelah menutup panggilan itu Asta berlari menuju rumah sakit..

.

.

.

.

'BRAK

semua orang yang ada di ruangan rawat Angga terkejut dengan dobrakan pintu secara tiba-tiba.

Asta sang pelaku memandang ke depan dengan air mata di pipinya, dia mendekati ranjang dan memeluk tubuh yang sudah dia rindukan kesadarannya..

"Hiks Angga...Asta kangen Angga" Asta terisak di pelukan Angga, Angga tersenyum tipis

"Angga juga kangen Asta.."

Asta melepas pelukannya dan menatap Angga yang juga menatapnya..

"Kenapa lama bangunnya hmm?" Asta mengelus pipi tirus yang tadinya chubby itu

Angga tersenyum memegang tangan Asta yang berada di pipinya

"Maaf ya sudah kembali.." perkataan Angga membuat Asta menjauhkan tangan nya dan menatap Angga datar

Haris, Nadia dan Liam juga terkejut mendengar itu

"Kenapa bicara seperti itu" tanya Asta dingin

Angga menggeleng pelan masih dengan senyuman manisnya

"Kenapa Angga bangun lagi huh..padahal klo Angga gak bangun lagi Asta pasti bisa jadi bungsu sekarang. Dan nikmatin hidup Asta tanpa beban kaya Angga"

Grep

Sudah cukup, Asta tidak sanggup mendengar penuturan adiknya itu

Dia melepas pelukannya dan memegang kedua pipi Angga, menatap mata Angga yang sudah berkaca-kaca itu .

"Kamu harus dengar kelanjutan cerita sebenarnya.."

FLASHBACK ON

"Di Mimpi itu Asta jadi bungsu, gak jadi kembaran nya Angga. Disana Asta di sayang bangett sama Papa, Mama dan Abang..karena gak ada Angga jadinya Asta juga punya banyak teman bang.."

Liam terdiam mendengar ucapan Asta, dia menatap Asta lamat lalu bertanya..

"Asta ingin jadi bungsu juga?"

Asta menggeleng cepat

"Nggak dong, Asta udah bahagia punya Angga sebagai bungsu keluarga ini. Di mimpi itu emang Asta keliatan bahagia, tapi nyatanya Asta lebih bahagia dengan Hadirnya Angga sekarang."

"Angga itu hidupnya Asta, klo boleh jujur ya bang. Asta akan lebih memilih pergi bersama Angga dari pada tinggal bersama kalian disini"

"Yee jangan gitu dong, kalian gak boleh pergi kemana-mana "

"Iya itu kan semisal bang.."

"Angga pasti senang klo denger ucapan kamu tadi"

"Ya semoga.."

FLASHBACK OFF

"Hiks Maaf.." Angga terisak di pelukan Asta, setelah dia mendengar cerita lengkap dari Asta dia menjadi merasa bersalah kembali.

Dia sudah meragukan kasih sayang abang kembarnya itu

Asta tersenyum, dia mengelus rambut Angga lembut

"Tidak papa, yang penting sekarang Angga tau kan. Jika Angga itu segalanya untuk Abang, Angga itu kebahagiaan terbesar untuk Abang.."

Angga mengangguk di pelukan Asta

Semua keluarga nya tersenyum haru melihat itu, mereka mengusap kasar air mata yang sudah mengalir tanpa izin..

"Tapi Abang belum maafin angga sepenuhnya" ucapan Asta membuat Angga melepas pelukannya dan menatap Asta bertanya

"Kenapa? Katanya tadi udah gpp"

"Abang bakal maafin Angga dengan satu syarat"

"Apa?"

"Angga harus Panggil Asta Abang untuk segala situasi dan selamanya, gimana?"

Angga mengangguk antusias membuat Asta tersenyum senang..

"Mm Angga pengen tau, siapa yang udah donor parunya buat Angga?"
.

.

.

.

Uhh akuu baik bangetttt><

Iya kan???????????
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continued ~

Mendekati Ending ~

Typo Tandai ~

Thankyouuuuuuuu 💕

19Mei2023

ANGGASTA  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang