Satu jam pertama adalah waktu utuk berdiskusi dan satu jam berikutnya untuk presentasi, kasus yang dibahas kali ini adalah tentang seorang remaja yang tertangkap karena penyalahgunaan narkoba, semua kelompok diminta untuk mencari latar belakang masalah dan penyelesainnya.
Ida dengan lancar mempresentasikan hasil diskusi kelompok nya dan menjawab dengan baik semua pertanyaan yang dilemparkan dari kelompok lain, Ibu Hasna bahkan memujinya secara pribadi karena baru kali ini Ida berani maju jadi ketua kelompok dan tidak tampak gugup sama sekali.
Kelompoknya mendapatkan tepuk tangan dari para siswa lain kerena dianggap memberikan penyelesaian yang paling baik, dibuktikan dari cara Ida yang mampu menjawab semua pertanyaan dangan lugas sehingga kelompok lain merasa jelas dan puas.
Dalam studi kasus tidak ada istilah benar atau salah, karena ini adalah permasalahan yang menyangkut manusia sebagai makhluk sosial dan individu, maka akan banyak aspek yang bisa jadi penyebab dan solusinya meski kasusnya sama, selagi kita mampu mengungkapkan hasil pemikiran kita degan jelas, maka itu bisa di terima.
Namun setelah presentasi kadang ada pertanyaan menjebak atau berputar-putar dari kelompok lain, disinilah peran ibu Hasna untuk menengahi lalu menyimpulkan sehingga bisa di terima oleh semua siswa.
Study kasus adalah mata pelajaran favorit Ida, selain Idenfifmas ( identifikasi masalah ), karena di kedua mata pelajaran ini banyak diskusi dan para siswa di pancing untuk mengeluarkan isi pikirannya dalam kelompok dan forum, hanya di masa lalu Ida lebih banyak diam dan tidak aktif karna gugup dan tidak percaya diri.
Namun kini berbeda, usia otaknya lebih tua 17 tahun dan masih menyimpan memori pengalaman hidup sebelumnya, dimana teknologi informasi sudah begitu maju, masalah apapun bisa dengan mudah dicari solusinya dengan bantuan mbah google, serta hobinya membaca novel membantu menambah perbendaharaan kosa katanya, membuatnya bisa lancar berkomunikasi di depan forum.
Bukankah akan sia-sia jika dia tidak tampil hari ini.🍀🍀🍀
Ibu Hasna sudah meninggalkan kelas sejak tadi, Beberapa siswa-pun mulai menyebar ada yang menuju kantin, perpustakaan, musholla, lapangan atau kelas lain untuk ngobrol, ya hanya mengobrol, karena di tahun ini, handphone masih termasuk barang mewah, guru saja belum tentu punya.
Ida, Waode, Nita dan Vero memilih tetap di kelas untuk memakan bekal mereka selain karena kondisi kantin yang pasti ramai, membawa bekal juga dirasa lebih hemat.
Makan diselingi ngobrol sambil tukaran lauk terasa lebih seru."Menu di kantin itu itu saja." Celetuk Vero.
"Iya hanya bakso dan nasi kuning." Tambah Nita
"Lebih baik memang membawa bekal sendiri." Sahut Waode bijak
Ida terdiam dan tampak berpikir lalu tersenyum tipis seolah memikirkan sesuatu.
"Menurut kalian jajanan apa yang bakal laku kalau dijual di kantin.? " Ida melemparkan pertanyaan kepada teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix My Past (End)
ChickLitFarida merasa gagal, di usianya yang menginjak 35 tahun dirinya malah menjadi seorang pengangguran dan bahkan belum menikah. Dia merasa telah menyia-nyiakan masa mudanya. Hingga suatu hari, di tengah kegundahannya, ia mendapatkan kesempatan untuk ke...