Semua siswa bersorak meluapkan kegembiraan mereka setelah Pak Rais mengumumkan bahwa semuanya lulus Ujian Akhir. Tak lama aksi corat coret seragampun dimulai. Meski sudah dihimbau sebelummnya, namun para guru juga tak kuasa melarang karena ini adalah salah satu bentuk ekspresi kegembiraan yang hanya akan terjadi sekali seumur hidup. Bahkan beberapa guru tak segan menorehkan tanda tangannya sebagai kenang-kenangan.
Ida dan Fadil tak terkecuali, namun coretan di seragam Ida tidak sebanyak temannya yang lain. Karena ia melarang teman laki-lakinya untuk mencoret seragamnya, menurutnya terlalu beresiko jangan sampai ada yang tampa sengaja menyentuh area pribadinya apalagi mereka saling dorong dan rebutan.
Meski dirinya dan Nita sudah berbaikan namun hubungan mereka tidak seperti dulu lagi dan bagi Ida itu tidak masalah. Kenyamanan diantara mereka sudah hilang mungkin karena ucapannya tempo hari, dan hal ini akan dijadikannya pelajaran agar berpikir dulu sebelum berucap dan tidak mengedepankan emosi.
Sekolah mulai sepi, hari ini kelas 1 dan 2 diliburkan, para siswa satu persatu mulai meninggalkan sekolah, ada yang lansung pulang ke rumah ada juga yang melanjutkan dengan konvoi di jalan bergabung dengan sekolah lain.
"Temani aku berkeliling" ajaknya pada Fadil yang berjalan di sebelahnya.
Mereka lalu menyusuri hampir setiap sudut sekolah terutama ke tempat-tempat yang biasa mereka datangi. Dulu Ida tak semelankolis ini, namun kali ini masa SMA nya berbeda meski hanya 6 bulan dijalaninya tapi jauh lebih berkesan daripada, disini dia memulai usaha jajanan, belajar dan bercanda bersama teman-temannya serta disini juga dia bertemu dengan pemuda yang sedang berjalan disampingnya.
"Apa kau sedih.?" Tanyanya pada Fadil yang sejak tadi hanya diam dan menatap lekat seolah sedang merekam apa saja yang dilihatnya.
Fadii mendongak sambil menghembuskan nafas kemudian mengagguk sebagai jawaban.
"Ada banyak kenangan, bisa dibilang semua yang kudapatkan dan kutemui disini membantu membentuk karakterku. Guru, teman-teman, suasana kebersamaan, semuanya. serta yang tak kalah penting, disini jugalah aku bertemu denganmu." Ujarnya disertai senyum tulus.
Bisa dimakkumi, Fadil pasti memiliki ikatan emosional yang lebih daripada dirinya, di sekolah ini dia bisa mengembangkan bakat serta kegemarannya dalam berorganisasi dan dia mendapatkan apresiasi dari hampir seluruh siswa dan guru.
"Aku juga merasakan hal yang sama, namun hidup harus terus berjalan bukan.? Aku mensyukuri semuanya termasuk pertemuan kita."
Keduanya saling menatap beberapa saat lalu tersenyum tak ada lagi yang perlu disembunyikan. Mereka berjalan sambil bergandengan tangan di sepanjang koridor menuju parkiran motor. Ada satu dua siswa yang memandang penasaran namun hanya dibalas senyum oleh keduanya.
🍀🍀🍀
"Apa gak sayang kamu gak ikut acara perpisahan? Kapan lagi ketemu sama temen-temen kamu.? Tanya sang Ibu pada putrinya yang malah asyik di kamarnya membaca novel. Kios mereka tutup selama 2 minggu karena libur sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix My Past (End)
ChickLitFarida merasa gagal, di usianya yang menginjak 35 tahun dirinya malah menjadi seorang pengangguran dan bahkan belum menikah. Dia merasa telah menyia-nyiakan masa mudanya. Hingga suatu hari, di tengah kegundahannya, ia mendapatkan kesempatan untuk ke...