🍀🍀🍀
"Tidak semua orang siap menerima kebenaran, apalagi kebenaran itu menyakitkan." Ujar Fadil berusaha logis.
"Jadi menurutmu aku salah.?" Ida mencoba meminta pendapat Fadil.
"Iya dan tidak."
Fadil mengajak Ida ke kantin dan membelikannya 2 kue surabi dan susu coklat. Dia mengabaikan tatapan ingin tahu dari beberapa siswa yang melihat kebersamaan mereka. Masa bodoh mereka berdua gak berbuat aneh hanya duduk berhadapan dan berbincang, lagipula sebentar lagi mereka juga akan lulus.
"Iya karena kau menunjukkan kepedulianmu, dan tidak karena kau mendikte keinginanmu padanya." Ida terdiam tampak merenungkan ucapan Fadil.
"Dia takkan tahu rasa obat itu pahit sebelum mencobanya, kau bisa memberikan saran dan nasehat, setelahnya biarkan dia yang memutuskan. Kemalangannya kelak bukan tanggung jawabmu tapi karena pilihannya sendiri."
Ida paham apa yang dikatakan Fadil, dirinya memang sudah kelewatan padahal baru beberpa hari yang lalu dia mengingatkan Fadi agar menghargai pendapat orang lain dan hari ini dia sendiri memaksakan pendapatnya pada Nita. Ternyata memang lebih mudah menasehati orang lain daripada diri sendiri.
"Adi, kerkadang aku merasa kau lebih dewasa dariku." Ujar Ida dengan senyum jahil.
Fadil berdecak " Kau mengembalikan kata-kataku." Keduanya lalu tertawa bersama sehingga menarik perhatian beberapa siswa, namun itu tidak berlansung lama karena suara bel masuk segera membubarkan mereka.
"Aku antar ke kelasmu"
Mereka berjalan dengan tidak tergesa karena kelas Ida cukup dekat dengan kantin, sebelum masuk ke kelas, Fadil menyelipkan satu batang coklat mini dengan bungkus berwarna merah, entah dimana dia mendapatkannya, pemuda itu selalu saja memberinya kejutan.
"Selamat belajar" ujar Fadil dengan senyum menawannya yang lansung dibalas ucapan terima kasih dari kekasihnya. Tidak ada kecupan tangan karena mereka tahu tempat.
🍀🍀🍀
Saat Ida memasuki kelas dia mendapati ada yang berubah, Nita tak lagi duduk disampingnya tapi ada di sebelah Waode dan kini ada Vero yang menggantikan tempatnya.
Dan hal itu berlansung sampai Ujian akhir tiba. Nita seolah sengaja menjauh dan mengabaikan permintaan maafnya. Tapi Ida tidak mau ambil pusing lagi karena fokus utamanya saat ini adalah lulus dengan nilai yang baik.
Ujian berlansung selama 3 hari dengan 2 mata pelajaran setiap harinya. Ida tidak terlalu menemui banyak kesulitan kecuali untuk pelajaran matematika tentunya, namun dia yakin tidak akan mendapatkan nilai merah.
Hubungannya yang berjarak dengan Nita tidak banyak mempengaruhinya. Karena Ida punya isu tersendiri soal pertemanan sama seperti hubungan percintaan. Jika sekarang ada Fadil yang bisa membuatnya kembali percaya pada cinta, namun belum ada orang yang bisa membuatnya yakin ada pertemanan yang tulus. Bahkan Nita di masa depan hanya mencarinya ketika butuh saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix My Past (End)
ChickLitFarida merasa gagal, di usianya yang menginjak 35 tahun dirinya malah menjadi seorang pengangguran dan bahkan belum menikah. Dia merasa telah menyia-nyiakan masa mudanya. Hingga suatu hari, di tengah kegundahannya, ia mendapatkan kesempatan untuk ke...