8. Prasangka dan Realita

14.3K 1.1K 7
                                    

🍀🍀🍀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍀🍀🍀

Sudah tiga hari berlalu sejak Ida membaca surat itu. Meski sudah berusaha tidak perduli dan tidak ingin ikut campur urusan orang lain.Namun kadang rasa penasaran tetap bergelayut di hatinya

Surat itu masih tersimpan rapi di kantong kecil di dalam tasnya, belum ada niat untuk mengembalikannya. Bersikap seolah tidak tahu apa-apa sepertinya keputusan yang tepat untuk saat ini.

"Ayu bisa pinjam buku catatan study kasusmu, aku tadi ketinggalan mencatat karena izin ke toilet."

Ayu yang sudah tampak sehat mengeluarkan buku catatan dari dalam tasnya lalu memberikannya kepada Ida.

Buku catatan Ayu secantik orangnya dibungkus dengan rapi dengan tulisan yang...

"Mirip" ucap Ida tampa sadar.

"Apanya yang mirip.?

"Itu.. sampul bukumu mirip sampul bukunya Vera." Ida berusaha menekan rasa terkejutnya.

"Iya waktu itu kami memang belinya barengan."

Ida tidak ingin memperpanjang lagi, dia segera kembali ke bangkunya mengabaikan segala prasangkanya. Menyelesaikan catatan saat ini jauh lebih penting.

🍀🍀🍀

"Kukira Burhan itu orangnya cuek, males kerjain PR, hobinya bolos, doyannya teriak-teriak kayak orang gila, Tapi tadi aku lihat dia kasih makan kucing di taman samping kantin." Nita mulai bercerita sambil membenarkan letak tas yang merosot dari bahunya.

Saat ini Ida, Nita dan Waode berjalan meninggalkan halaman sekolah menuju tempat menunggu angkot yang ada di ujung jalan.

"Oh ya ? tapi apa hubungannya kasih makan kucing dengan sifatnya yang suka bolos, malas ngerjain PR, dan suka teriak-teriak, kan nggak nyambung" Ida menimpali.

"Ya kesannya kan kayak dia itu anak nakal nggak kelihatan jiwa-jiwa penyayangnya, apalagi tampangnya agak sangar." Nita mencoba beragumen

"Loh sekarang malah bawa-bawa fisik segala" balas Ida sengit.

"Jangan cuma menilai dari tampangnya, ada kok yang kelihatannya baik-baik tapi nyatanya jahat, kayak Olan, wajahnya tampan tapi playboy nya bukan main, pacarnya banyak, suka selingkuh, suka bikin anak gadis orang nangis patah hati.

"Kalau dia jelek mana bisa dia jadi playboy" Nita malah tertawa membuat Ida kesal dan memberikan tatapan sinis

Nita tidak tau saja, di masa depan, yang banyak masuk ke penjara dan melakukan kejahatan adalah orang-orang yang bertampan baik dan alim, yang punya nama baik dimasyarakat, tapi ternyata malah jadi koruptor, predator, bahkan pemakai narkoba.

"Loh kok kalian malah debat sih, Intinya kita Jangan menilai orang dari wajah atau perilaku sehari-harinya, bisa saja ada yang tampannya preman tapi malah dia rajin salat, atau ada yang siangnya ke Masjid tapi malamnya malah ke tempat maksiat. Berprasangka boleh tapi jangan menuduh, apalagi disebar kepada orang lain itu jatuhnya malah fitnah" Waode mencoba menengahi sekaligus bertauziah.

Fix My Past (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang