Berdagang bukan hanya sekedar jual beli, meski cuma satu barang, tatap harus ada promosi dan penawaran, memberikan informasi mengenai barang yang dijual agar calon pembeli tertarik.
Hal itulah yang dilakukan Ida, untuk memberikan informasi yang menarik dia memasang semua gambar-gambar menu dagangannya disertai harga dalam dua standing banner yang di taruh di samping etalasenya. Ini akan memudahkan calon pembeli memilih apa yang mereka inginkan tampa perlu bertanya lagi. Karena banyak juga pembeli yang introvert sebenarnya ingin, tapi sungkan bertanya.
Untuk memancing minat, Ida juga menyiapkan beberapa gorengan siap makan, jadi yang ingin membeli tidak perlu menunggu lama, tapi tidak banyak, hanya beberapa untuk setiap jenis gorengan agar kualitasnya tetap terjaga.
Ida juga memilih buka lebih awal, setelah menyelesaikan pesanan kantin dan bersih-bersih area dapur tentunya. Ia hanya perlu mengelurkan kompor dan perlalatan masak lainnya, karena semua minuman kemasannya tidak dikeluarkan dari etalase, hanya tinggal ditutup dengan terpal besar dan dililit dengan tali jika sudah selesai berjualan.
Sekitar pukul 06.00 pagi dia mulai menggoreng, setengah jam berikutnya beberapa jenis gorengan telah siap saji menunggu pembeli. Ternyata strateginya berhasil tidak butuh waktu lama gorengannya mulai diborong oleh beberapa murid dan siswa yang lewat, tak ketinggalan beberapa tetangga yang juga ngiler ingin mencoba. Hingga sampai pukul 08.00 kompornya baru bisa istirahat.
Ketika tidak ada lagi pembeli baru Ida melanjutkan pekerjaan beberesnya sampai pukul 10.00 pagi, itu sudah termasuk mandi. Setelahnya ia mulai berjualan lagi dan biasanya pelanggan yang datang kebanyakan adalah bocil-bocil SD yang gerah habis pulang sekolah dan butuh minuman segar. Sesekali masih ada yang pesan gorengan namun paling ramainya adalah sore sampe malam hari. Ida baru tutup pukul 09.00 malam.
Setelah 1 bulan ketika usaha dirumahnya mulai stabil Ida mulai memikirkan untuk mengambil kursus.
🍀🍀🍀
"Mau duit jajan tambahan nggak.? Tawar Ida pada kedua adiknya saat baru saja memasuki rumah setelah menutup tempat jualannya.
Kontan Ira dan Kasmin yang fokus pada layar tabung menoleh dan mengiyakan dengan antusias.
"Kakak mau kursus, masih cari tempatnya sih, tapi nanti kalau sudah mulai, kakak bakalan nggak bisa lagi seharian jualan, jadi kalian berdua sepulang sekolah gantiin kakak, selang-seling setiap harinya. Jangan khawatir Ibu bilang kalau sudah ada di rumah dia juga bakalan bantu kok. Tiap hari Minggu kakak kasih duitnya. Deal!?"
"Deal.!" Jawab kedua adiknya serempak tampak bersemangat.
Lagi pula menjaga jualan bukan hal yang sulit, mereka bisa sambil belajar, main bahkan ngobrol sama teman. Pembeli kan tidak selalu ada.🍀🍀🍀
"Kamu yakin milih jurusan itu.?" Tanya Fadil saat mereka baru saja keluar dari gedung tempat Ida akan kursus selama tiga bulan ke depan. Pemuda itu tadi menjemput kekasihnya setelah pulang kuliah, mereka memang sudah janjian sebelumnya untuk pergi bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix My Past (End)
ChickLitFarida merasa gagal, di usianya yang menginjak 35 tahun dirinya malah menjadi seorang pengangguran dan bahkan belum menikah. Dia merasa telah menyia-nyiakan masa mudanya. Hingga suatu hari, di tengah kegundahannya, ia mendapatkan kesempatan untuk ke...