🍀
🍀
🍀"Karena waktu kita tinggal 40 menit lagi. Jadi rumus yang sudah ibu ajarkan tadi tolong dipakai untuk menyelesaikan 3 soal yang baru saja Ibu tuliskan di papan. Kalian bisa bekerja sama dengan teman sebangku kalian tapi jangan ribut ! di pertemuan berikutnya kalian sudah harus paham, karena ibu akan melakukan tes one by one mengerti.!'
"Ya Bu.! Semua siswa menjawab serempak. Tak sedikit wajah-wajah tak berdaya pasrah menerima nasib. Termasuk Ida, rumus itu masih membuatnya bingung.
"Kau sudah mengerti ? Bisik Fadil yamg melihat Ida belum juga mengerjakan soalnya.
Ida menggelengkan kepalanya. "Kamu.?"
Fadil mengangguk. "Tidak terlalu sulit" tanganya mulai bermain di atas buku merangkai satu persatu angka yang menjadi jawaban soal. Seakan itu bukanlah apa-apa.
"Lalu kenapa kau ikut kelas tambahan ini ? kau kan sudah pintar" tanya Ida tak habis pikir, apa Fadil kurang kerjaan.
"Memang ada larangan" jawabnya santai tampa beban.
"Tidak ada sih" Ida menekuk wajahnya, dia tidak mau Fadil melihatnya tak berdaya seperti ini, harga dirinya bisa jatuh. Jadi siswi bodoh adalah hal memalukan.
"Kenapa ?" Fadil akhirnya berhenti menulis, dia melirik sebentar ke arah ibu Utari yang sibuk dengan buku di depannya, setelah itu dia memberikan perhatian sepenuhnya kepada gadis yang sedang merengut di sampingnya.
"Aku masih bingung dengan yang ini" Ida menunjuk ke salah satu rumus yang tadi ditulisnya.
"Coba kerjakan dulu, nanti kita liat hasilnya."
Ida pun mencoba mengerjakan sebisanya, 10 menit berlalu akhirnya dia baru bisa mengerjakan satu soal. Meski tidak percaya diri gadis itu menunjukkan hasil kerjanya kepada Fadil berharap semoga jawabannya benar.
Fadil mengernyitkan dahinya membuat Ida jadi was-was.
"Bagaimana.? Tanyanya penuh harap.
"Masih salah harusnya begini" Fadil kemudian mengerjakan soal itu secara perlahan sambil menjelaskan kepada Ida setiap langkah-langkahnya. Gadis itu memperhatikannya dengan seksama, menurutnya penjelasan dari Fadil lebih mudah dimengerti daripada Bu Utari.
'Apakah ini karena cara penyampaiannya yang lembut entahlah.?'
"Sekarang coba kerjakan soal nomor 2! Kerjakan seperti apa yang ku ajarkan tadi. Kau pasti bisa!" Kalimat yang diakhiri senyum itu membuat Ida jadi bersemangat dan merasa tertantang untuk menaklukkan soal nomor 2, dia pun mulai mengerjakannya dengan serius, sementara itu Fadil mulai mengerjakan soal yang sama di buku tugasnya sendiri.
10 menit kemudian Ida kembali menyodorkan buku tugasnya kepada Fadil berharap untuk diperiksa. Namun Fadil malah menyodorkan bukan tugasnya juga.
"Coba kau periksa sendiri ! apakah hasilnya sama.?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix My Past (End)
ChickLitFarida merasa gagal, di usianya yang menginjak 35 tahun dirinya malah menjadi seorang pengangguran dan bahkan belum menikah. Dia merasa telah menyia-nyiakan masa mudanya. Hingga suatu hari, di tengah kegundahannya, ia mendapatkan kesempatan untuk ke...