women's series #2
Amanda, sarjana Manajemen yang lulus dengan predikat cumlaude. Namun, malah luntang-lantung tidak mendapatkan pekerjaan. Sampai suami sepupunya menawarkan pekerjaan di perusahaan temannya, sebagai staff di divisi keuangan.
Awalnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tiket penerbangan sudah terpesan, tetapi Amanda masih berat meninggalkan Pulau Dewata ini. Bagaimana tidak, dia bahkan belum sempat ke pantai dan membeli berjalan-jalan di Bali. Itu karena Refal yang terus saja bertemu investor, kolega bahkan sempat-sempatnya mencari pemasok bahan baku untuk produksi bulan depan.
Amanda heran, sebenarnya yang menjadi CEO itu Refal atau Ilham? Bisa-bisanya laki-laki itu hampir mengurus semua sistem di perusahaan. Gadis itu menghela napas lelah, dibalikannya tubuh ke samping untuk mengubah posisi tidur. Namun, sebuah notifikasi masuk ke ponsel yang sedang dia pegang.
Pak Refal Kamu sudah pesan tiketnya, kan?
Sudah pak
Kenapa ya pak?
Hari ini kita di undang ke tempat Mbak Ute. Grand opening tokonya
Jam berapa Pak?
Sekarang. Saya tunggu di loby
Jangan lama!
Amanda langsung terduduk setelah membaca pesan terakhir dari atasannya. Ingin sekali dia mengumpat karena selalu membuatnya jantungan.
"Nih orang emang nggak kira-kira kalo ngasih perintah. Udah main seenaknya, pake ngancem segala lagi," gerutunya. Tak ayal dia tetap beranjak dari kasur dan mengambil baju di koper dengan asal karena memang belum dibereskan. Rencananya mereka akan balik ke Jakarta nanti sore, masih ada waktu sekitar 4 jam lagi.
Menghabiskan waktu 30 menit untuk bersiap-siap, tentu saja tanpa mandi. Jika harus mandi terlebih dahulu, yang ada Refal akan meninggalkannya karena terlalu lama. Sesampainya di loby, ia dapati wajah sang atasan yang masam.
"Kalau mau siap-siap dulu, kenapa kamu tidak bilang tadi?" tuding Refal.
"Lah? Bapak sendiri kenapa nggak bilang beberapa jam sebelum berangkat? Lagian bapak pikir saya standbye 24 jam dengan keadaan rapih, wangi dan stunning?" balas Amanda tidak mau kalah. Tentu saja refal yang mengalah dengan memilih diam.
Saat diluar hotel, sudah ada taksi yang menunggu mereka. Refal tidak menjelaskan ke daerah mana mereka akan pergi. Toh, Amanda juga buta arah. Jangankan di luar kota, di Jakarta saja gadis itu kadang tersesat meskipun sudah lama menetap.
Papan bunga berjejer, tulisan grand opening dan kata selamat untuk Mbak Ute menjadi penanda jika tempat yang mereka tuju sudah sampai. Benar saja, sopir taksi berhenti dan Refal terlebih dulu keluar.
Ternyata Mbak Ute membuka toko oleh-oleh khas Bali. Sangat pas karena Amanda pun berniat mencari oleh-oleh untuk teman-temannya di Jakarta.