Kebun Strawberry

3K 211 5
                                        

"Akang, teteh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akang, teteh. Ini juragan Budi."

Saat mereka berbalik, Amanda langsung terkejut mengetahui siapa yang ingin bertemu ayahnya.

"Loh?"

"Selamat pagi, Pak Budi. Perkenalkan saya Ilham, direktur utama PT. JiFood." Ilham mengulurkan tangannya pada Budi, meskipun menerima uluran tangan itu,  dia tetap melirik ke arah putrinya.

"Pagi, Pak Ilham. Kalo tidak salah, PT. JiFood tempat putri saya bekerja, kan? Ada apa, ya, Pak sampai membuat bapak langsung ke sini? Apa putri saya—"

Ilham langsung menggeleng. "Ini tidak ada hubungannya dengan Amanda. Saya ke sini ingin melihat-lihat perkebunan strawberry Bapak, itu pun kalo bapak berkenan."

Budi langsung bernapas lega, hampir saja dia menduga jika Amanda memiliki masalah di kantornya. Sementara Amanda malah diam di samping sang Ayah, dengan sesekali melirik ke arah Refal yang biasa saja di sebelah Gita.

"Kalo gitu, mari ke rumah kami. Biar enak kita ngobrolnya." Ajakan Budi langsung disambut baik oleh mereka terutama Ilham.

Mereka jalan beriringan. Di depan ada Ilham yang berbicara dengan Budi mengenai strawberry yang mereka tanam. Bagian tengah Refal dan asistennya Budi yang juga saling mengobrol. Paling belakang Amanda bersama Gita, gadis itu beberapa kali bertanya tentang strawberry.

"Jadi Pak Ilham berencana kerja sama Ayah saya, Mbak?" tanya Amanda sedikit terkejut.

Gadis itu langsung mengangguk. "Katanya buat peluncuran produk baru."

Seketika Amanda langsung ingat jika mereka memang akan meluncurkan produk baru untuk pertengahan tahun ini, tetapi tidak tahu jika Pak Ilham akan bekerjasama dengan ayahnya.

"Ini rumah kami, Pak Ilham. Silakan masuk, anggap saja rumah sendiri."

Begitu masuk ke dalam rumah yang didahului oleh Budi, tiba-tiba saja Dania keluar dari dapur. "Mana Anda, Yah?! Pagi-pagi bukannya sarapan malah—"

"Bunda." Dengan nada tertahan, Amanda memanggil Dania, kebetulan dia masuk bersamaan dengan Budi walaupun tertutupi tubuh pria itu.

"Ada tamu, ya. Selamat datang." Dania yang sadar ada orang lain, langsung bersikap ramah, padahal tadi sudah marah-marah di depan mereka juga.

"Kenalkan ini istri saya, Ibunya Amanda. Bun, ini Pak Ilham, bosnya Amanda di kantor."

Setelah berjabat tangan, dan mempersilahkan mereka untuk duduk di ruang tamu, Dania langsung menarik putrinya ke dapur. Dia curiga pada Amanda sama seperti Budi saat pertama kali bertemu Ilham.

"Kamu ngapain di kantor sampe bos kamu ke sini?" amuknya sambil sesekali melihat ke ruang depan, untuk memastikan para tamu tidak mendengar.

"Apaan, sih, Bun. Mereka perlu sama Ayah, bukan karena Anda."

Amanda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang