women's series #2
Amanda, sarjana Manajemen yang lulus dengan predikat cumlaude. Namun, malah luntang-lantung tidak mendapatkan pekerjaan. Sampai suami sepupunya menawarkan pekerjaan di perusahaan temannya, sebagai staff di divisi keuangan.
Awalnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maaf, Pak, alat tulis saya ketinggalan."
"Ah, bikin lama aja lo," seru laki-laki di samping yang menatapnya kesal.
Sementara yang ditatap, tidak peduli. Dia langsung bangkit dari duduknya setelah mendapatkan izin dari Guru di depan.
Sorakan-sorakan kecil mulai terdengar saat dia menjauhi lapangan. Rata-rata mereka mengeluh karena dia membuat mereka harus berjemur di bawah matahari lebih lama. Namun, dia tetap pada tujuannya yang ingin mengambil alat tulis di kelas.
Sesampainya di depan kelas, dari jendela bisa dia lihat ada seseorang yang melungkupkan wajahnya atas meja. Laki-laki itu memelankan langkahnya agar gadis itu tidak terganggu dengan kehadirannya.
Dia tampak tertidur pulas, padahal masih pagi. Perhatian laki-laki itu pun fokus ke kening gadis itu yang sesekali mengernyit.
Apa karena cahaya matahari membuatnya tidak nyaman? pikirnya saat itu. Dia pun berinisiatif mengambil buku untuk menghalau cahaya dari luar jendela yang mengenai wajahnya. Benar saja, kerutan di dahi gadis itu perlahan-lahan samar.
Sampai kapan gue begini terus? batinnya. Posisi laki-laki itu berdiri dengan tangan yang memegang buku. Selain pegal, dia juga harus kembali ke lapangan.
Sampai sebuah ide terbesit dalam otaknya. Dia mengambil lakban dari laci guru dan menempelkan bukunya di jendela. Ruangan tanpa gorden memang menyusahkan. Laki-laki itu tersenyum senang kala melihat wajah gadis itu tertutupi dari cahaya.
Setelah itu dia pergi dari sana dan tak lupa menutup pintu kembali. Tak lama berselang, gadis tadi terbangun dan meringis, "aduh, makin sakit lagi."
Hari pertama haid memang menjadi hal yang paling menyebalkan, untuk gadis dengan name tag bertuliskan Amanda di seragamnya. Dia pun berencana untuk pergi ke UKS. Namun, langkahnya terhenti kala melihat sebuah buku tertempel di jendela.
Amanda mendekat untuk melihat buku siapa. "Refal? Ngapain, tuh, anak nempelin buku di jendela? Atau itu kerjaan yang lain buat buli dia?"
Baru saja ingin mengambil buku tersebut, perut Amanda kembali keram. Dia pun segera pergi ke UKS, tanpa tahu jika Refal melakukan itu agar Amanda tidak terkena cahaya matahari saat tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhirnya kita sampai di penghujung cerita. Selamat, satu lagi cerita telah tamat dan kita berhasil melewatinya.
Terimakasih aku ucapkan kepada semua pihak-pihak yang terlibat, baik itu teman di real life, teman seperjuangan yang ikut lomba, pihak penyelenggara lomba dan tentunya para pembaca yang setia memberikan vote dan juga komentar.
Aku selaku penulis meminta maaf jika dari cerita ini masih banyak kekurangan. Aku hanya manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Sampai ketemu di cerita lainnya!
Dukung terus cerita Amanda ya, sahabat 🫶
Untuk informasi lebih lanjut tentang cerita ini, kalian dapat kunjungi instagram @authornya_cewek (instagram khusus wattpad punyaku)