women's series #2
Amanda, sarjana Manajemen yang lulus dengan predikat cumlaude. Namun, malah luntang-lantung tidak mendapatkan pekerjaan. Sampai suami sepupunya menawarkan pekerjaan di perusahaan temannya, sebagai staff di divisi keuangan.
Awalnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pesawat yang dinaiki oleh Amanda dan Refal mendarat di bandara Ngurah Rai, Bali. Mereka juga sudah turun dan berjalan keluar dari sana. Amanda masih bertanya-tanya dengan sikap Refal yang mendadak berubah ini. Bahkan saat taksi yang mereka pesan telah sampai, laki-laki itu dengan suka rela membantu mengangkat tas Amanda dan memasukkannya dalam bagasi.
Dapat hidayah dari mana, nih, orang? batin Amanda sambil melirik Refal yang berada di sampingnya. Laki-laki itu kini sedang sibuk dengan ponselnya.
"Hotel Puspa, ya, Pak," pesannya pada sang supir. Kini dia tahu alasan laki-laki itu memainkan ponselnya, ternyata sedang memesan hotel.
Tak seberapa lama, taksi berhenti di salah satu hotel bintang 3 di daerah Denpasar. Lagi-lagi Refal menurunkan tas milik Amanda, padahal tas itu tidak terlalu berat.
Selesai check-in, Refal menyerahkan kunci kamarnya. Mereka memesan dua kamar berhadapan di lantai 3, dekat dengan sebuah restoran agar mudah untuk melakukan meeting dengan client.
"Amanda."
"Iya, Pak?" Langkahnya yang hendak masuk ke kamar, terhenti.
"Nanti malam ada acara yang harus kita hadiri. Sebaiknya sekarang kamu istirahat saja. Kalau mau jalan-jalan, duluan saja. Saya ada urusan lain."
Amanda hanya mengangguk pelan, lalu izin masuk ke kamarnya sendiri. Akhirnya dia bisa juga beristirahat dengan tenang. Melihat jam yang menunjukkan pukul 11 waktu Indonesia tengah, gadis itu memutuskan untuk tidur sebentar sebelum jam makan siang.
●○●○●○●○
Suara alarm berdering kencang. Amanda yang memang masih tidur pulas, terganggu karena ponselnya sendiri. Dengan mata yang masih setengah mengantuk, dia pun meraih benda pipih itu.
Sudah waktunya makan siang. Dia memang sengaja memasang alarm agar tidak kebablasan. Meskipun ujung-ujungnya dia kesal karena terbangun di saat pulasnya tertidur.
Keluar dari kamar, dengan wajah bantal yang kentara. Namun, dia tidak peduli karena perutnya sudah keroncongan. Bagaimana tidak, dia bangun jam 2 siang, itu pun karena alarm terakhir yang dia pasang berhasil membangunkannya.
Memasuki restoran yang mengusung konsep outdoor dengan nuansa alam yang kental. Ada kolam renang dan berbagai tanaman hias yang mengelilingi area tersebut. Sungguh menyejukkan mata Amanda yang masih terkantuk-kantuk. Udaranya pun pas, tidak terlalu panas dan disertai deru angin yang menyegarkan.
Namun, di tengah-tengah mencari tempat duduk, dia malah kembali di suguhkan pemandangan luar biasa. Ya, Refal dan Gita kembali dia lihat sedang makan bersama. Terakhir dia juga melihat mereka makan di rumah makan padang. Apa memang sudah takdirnya untuk bertemu mereka saat ingin makan?