Refal VS Farel

3.4K 219 2
                                        

Terpaan angin di pagi hari mengenai wajah Amanda, terasa perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terpaan angin di pagi hari mengenai wajah Amanda, terasa perih. Gadis itu terpaksa harus berangkat dari Bogor karena kemarin Dania kembali meriang. Sebenarnya wanita itu memang sakit, hanya saja tidak mau beristirahat. Ditambah lagi dengan memaksakan diri untuk memasak saat atasannya datang.

Jadilah Amanda tidak bisa pulang di sore hari minggu karena tidak tega meninggalkan sang Ibu. Padahal Ilham sudah menawarkan untuk pulang bersama sore itu. Untungnya Amanda tolak dengan alasan membawa motor sendiri.

Sesampainya di kantor, jam menunjukkan pukul tujuh tepat. Gadis yang masih memakai hoodie itu mendengus, karena berpikir tidak ada waktu jika pulang ke kosannya dulu. Dia pun mengambil pakaian yang dibawanya untuk menggantikan hoodie.

"Amanda?"

"Astaga!" Hampir saja dia terjungkal jika tangannya tidak ditarik oleh orang tersebut.

"Kamu ngapain di sini dengan pakaian seperti itu?" tanya Refal, pelaku yang mengejutkannya tadi. Kini laki-laki itu tampak memindai penampilan Amanda yang memang urakan, tidak seperti pegawai yang hendak masuk kerja.

"Saya ke sini dari bogor. Ini bawa pakaian ganti, kok, Pak," katanya sambil memperlihatkan pakaian yang ia tenteng.

"Sudah makan?"

"Huh?"

Refal yang mendapati respon seperti itu dari Amanda, langsung mengusap lehernya dan mengalihkan pandangan. "Saya mau sarapan, mungkin kamu juga belum sarapan."

Amanda langsung tersenyum, matanya menyipit untuk menjahili Refal. "Bapak mau ngajak saya makan, ya?" godanya dengan niat bercanda.

Bukannya menjawab, laki-laki itu malah berdeham. Bukan hanya itu, Refal juga tampak tidak tenang sejak tadi. Entah menyugar rambutnya atau memperhatikan ke sekeliling.

"Saya belum makan, sih, Pak. Soalnya tadi pagi langsung berangkat dari Bogor ke sini. Kalo berangkatnya telat, bak—eh Pak Refal mau ke mana?" Belum sempat Amanda menyelesaikan ucapannya, laki-laki itu sudah berjalan lebih dulu.

"Mau makan tidak? Kalo tidak, saya tinggal."

"Tungguin, Pak!" serunya yang kini berjalan cepat untuk mensejajarkan langkah mereka. Amanda tampak kesusahan karena masih membawa baju ganti.

Padahal gadis itu hanya berniat menjahili atasannya karena sejak tadi terlihat grogi. Namun, ujung-ujungnya dia tetap ikut makan bersama. Apalagi Refal yang membayarkan sarapan Amanda, tentu dia akan senang.

●○●○●○●○

Suasana pantry divisi keuangan menjadi ramai karena menjadi tempat perkumpulan mahasiswa magang. Bukan hanya Farel dan Haikal, tetapi ada beberapa dari divisi lain juga. Itu karena salah satu dari mereka yang membawa kue dan beberapa cemilan.

"Tadi pagi gue liat lo keluar dari warung makan depan sama Pak Refal. Emang kalian sarapan bareng, ya, Man?" Pertanyaan Hari tidak hanya mengalihkan perhatian Amanda, tetapi juga Kartika dan Farel yang sedang menyantap kue.

Amanda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang