"Temennya pacar lo?"
"Iya. Kebetulan dia juga lagi nyari calon gitu. Gue udah bilang ke Mas Irham kalo ada lo. Pokoknya besok pulang ngantor, kita ketemu mereka."
Amanda yang sedang tidur atas ranjang, langsung terduduk. Bahkan masker wajahnya sampai jatuh karena hentakan tadi.
"Besok banget, nih? Kasih gue waktu lah. Gue ke salon aja belum minggu ini. Masa burik banget penampilan gue pas first date nanti."
"Aelah. Lo mau diapain juga cantik. Pokoknya besok jangan lupa yaa. Gue tutup dulu, mau nonton sama Mas Irham." Namun, Kartika tidak menerima alasan di seberang sana. Sekarang saja gadis itu sudah mematikan sambungan telepon itu sepihak.
"Tik? Tik! Halo? Ish di matiin lagi," dumel Amanda sambil mengambil masker atas pangkuannya.
Tiba-tiba saja pintu kamar kos Amanda terbuka dengan diikuti kemunculan Ayunda yang memasukkan sebagian tubuhnya. "Man, pesanan lo tuh," katanya.
Wajah gadis itu langsung berubah girang. Dia pun menyimpan masker kembali, tidak jadi memakainya lagi karena ingin makan. Tadi sepulang kantor, tiba-tiba saja dia ingin pizza. Namun, dia malas untuk mampir, jadinya berakhir memesan saja.
"Makan, Yun," ajak Amanda saat melihat Ayunda sedang sibuk dengan buku di tangannya. Entah apa yang gadis itu tulis sejak tadi.
Perhatikan Ayunda teralihkan. Dia pun segera mengisi kekosongan di sebelah Amanda, masih dengan buku di tangan. Bukannya mengambil pizza sesuai intruksi Amanda, gadis itu malah menyerahkan foto padanya.
"Aku curiga sama dia," ujarnya setelah itu.
"Haikal?" Foto Hari terpampang jelas di wajahnya. Dia pun menyimpan pizza dan mengambil foto itu dengan alis bertautan.
"Kok bisa lo curiga sama dia? Perasaan dia nggak termasuk orang yang lo jadiin suspect kemarin bareng Hari, Kartika sama Farel," tanya Amanda meminta penjelasan lebih.
Ayunda membenarkan posisi kakinya dan duduk bersila. "Pertama, kamu bilang si Haikal ini pernah ngirim sesuatu ke orang yang dia suka, kan? Walaupun itu pas SMA, nggak menutup kemungkinan kalo dia ngelakuin hal itu lagi ke kamu.
"Kedua, pengiriman bunga lily misterius itu terjadi tahun yang sama, sama masuknya angkatan mereka di kampusmu. Jadi menurut aku, dia paling mencurigakan. Ketiga, dia ditempatkan di divisi pemasaran tapi hampir tiap hari mampir ke divisi keuangan. Ngapain coba? Kalo emang ketemu temennya, apa nggak cukup diluar kantor?"
Amanda memandang lekat foto seorang mahasiswa magang bernama Haikal di tangannya. Jika memang Haikal pelakunya, apa motif laki-laki itu? Apa karena suka atau semacamnya?
"Aku harus ke kantor kamu lagi buat ketemu si Haikal ini. Kemarin pas akuke sana, dia nggak ada, " tambah Ayunda penuh tekad. Hal itu membuat Amanda memperhatikannya dengan pikiran kalut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [TAMAT]
Chick-Litwomen's series #2 Amanda, sarjana Manajemen yang lulus dengan predikat cumlaude. Namun, malah luntang-lantung tidak mendapatkan pekerjaan. Sampai suami sepupunya menawarkan pekerjaan di perusahaan temannya, sebagai staff di divisi keuangan. Awalnya...