Long Time No See

3.7K 229 13
                                        

Sepasang kaki melangkah lebar, mengejar beberapa langkah di depannya yang berjalan menuju lift

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang kaki melangkah lebar, mengejar beberapa langkah di depannya yang berjalan menuju lift. "Tunggu!" teriaknya pada orang-orang di dalam sana, berharap mereka menunggunya seorang lagi.

Berhasil. Amanda berhasil masuk ke lift sebagai pengguna terakhir sebelum benda kotak itu tertutup. Baru dia bisa bernapas lega setelah itu karena sejak tadi sudah kebut-kebutan di jalan. Apalagi yang terjadi jika bukan karena terlambat bangun tadi pagi. Gadis itu terlalu lelah karena kemarin harus kembali ke rumah orangtuanya di Bogor, setelah business trip seminggu di Bali.

"Pagi Mbak Manda. Long time no see." Suara itu, Amanda sangat mengenalinya.

Gadis itu tersenyum kikuk, lalu menatap ke samping. Sudah ada Nina yang hari ini mengecat rambutnya blonde. "Pagi, Mbak Nina," balasnya berbasa-basi.

"Mbak Manda kemana aja di Bali? Pergi ke Ubud, nggak?"

"Nggak Mbak. Kami cuma di Denpasar soalnya banyak kerjaan di sana. Nggak sempat ke tempat lain."

Nina tampak senang. "Syukur deh. Saya nggak nyenyak tidur beberapa malam itu karna pikir Mbak Manda senang-senang di sana sama Pak Refal. Potek hati saya kalo beneran kejadian."

Gila, nih, cewek. Kalo sampai Refal punya istri dan itu bukan dia, gimana ya? Apa bakal dikejar-kejar gini juga? batin Amanda sambil memperhatikan Nina yang terus saja bercerita tentang Refal.

Ting

"Mbak Nina, saya duluan, ya. Permisi."

"Mbak Manda, sekalian aja. Kita, kan, searah!"

Persetan dengan teriakan Nina yang membuatnya menjadi pusat perhatian. Amanda lebih mementingkan kupingnya yang hampir berasap karena mendengar ocehan gadis itu sejak tadi. Dia rasa, Ayunda masih lebih baik saat menceritakan biasnya yang ada di Korea, dibandingkan Nina.

Amanda masih mempercepat langkahnya walaupun sudah masuk ke ruangannya. Kerusuhan yang gadis itu ciptakan mendapatkan atensi dari teman-temannya.

"Welcome Back!" seru Kartika, gadis itu sudah merentangkan tangannya agar Amanda datang dan berpelukan.

"Aaaa seneng banget lo udah balik, ada temen ghibah lagi, nih!" tambah Kartika yang kini berpelukan dengan Amanda.

Tak hanya Kartika, Hari juga memeluk Amanda sebentar dan memberikan kode meminta oleh-oleh dari Bali. "Tenang, udah gue siapin," kata gadis itu.

"Gimana Bali? Seru nggak?"

"Lumayan lah."

"Kok kurang semangat gitu?" tanya Hari dengan punggung yang bersandar di dinding, dekat meja Amanda.

"Gimana mau semangat coba. Semingguan di sana setiap harinya kerja. Kalo nggak ketemu klien, ya ke acara klien. Pokoknya nggak ada waktu liburan, deh. Hari terakhir aja masih ke grand openingnya Mbak Ute. Untung Mbak Ute jual oleh-oleh, makanya sempat beli," keluh Amanda mengeluarkan uneg-unegnya selama di Bali.

Amanda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang