Makan Siang Gratis

3.1K 211 7
                                        

"Mbak Nindy, tolong buatin kopi satu lagi, ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak Nindy, tolong buatin kopi satu lagi, ya."

"Siap, Mas!" Office girl itu mengacungkan jempol atas permintaan Hari barusan. Setelah itu dia pergi, meninggalkan ruang divisi keuangan yang sedang sibuk-sibuknya.

"Tumben lo minum kopi banyak. Ini masih pagi, tapi udah habis satu gelas," celetuk Kartika yang kubikelnya bersebelahan dengan lelaki itu.

"Pusing gue." Wajah Hari tampak kusut, belum lagi dia yang sejak tadi kelimpungan mencari sesuatu. "Ini kwitansinya mana lagi?"

Staff divisi keuangan sedang membuat laporan keuangan untuk akhir bulan ini. Setiap bulan mereka memang sering lembur untuk menyelesaikannya. Termasuk Amanda, yang kini sudah tenggelam diantara berkas-berkas. Untung saja selalu ada Farel yang siap siaga membantunya memindahkan berkas yang sudah diinput.

"Mbak Manda, yang ini kayaknya kelupaan di input. Saya liat hasilnya belum balance." Seruan dari Farel membuat Amanda menghentikan aktivitasnya. Lalu melongok ke arah berkas yang ada di tangan lelaki itu.

Amanda langsung mendesah pelan karena dia selalu ceroboh. Benar kata Refal jika dia bisa saja terkena masalah karena tidak teliti. "Harus ulang dari awal, nih," desisnya.

"Boleh saya coba, nggak, Mbak? Biar Mbak istirahat dulu. Mbak bisa mantau kerjaan saya selama nginput," tawar Farel memberanikan diri. Merasa kasihan pada Amanda yang sejak tadi sudah pusing.

Gadis itu bertukar tempat dengan Farel. Dia pun membuka berkas tadi, dan mendikte agar pekerjaannya lebih cepat selesai. Amanda merasa sangat terbantu dengan kehadiran adik tingkatnya sebagai anak magang ini.

"Amanda?"

Panggilan itu langsung membuat Amanda menoleh. Dia mendapati Refal yang berdiri di depan pintu ruangnya, tak jauh dari kubikel gadis itu. "Iya, Pak?"

"Kamu nyuruh mahasiswa magang buat input laporan keuangan perusahaan?" tanyanya dengan nada kurang senang. Refal bahkan memberikan tatapan intimidasi pada Farel, yang kini sudah menghentikan aktivitasnya.

"Anu ... itu tadi saya sedikit bingung, Pak. Jadi nyuruh Farel buat cek ulang," jawabnya terbata-bata.

Refal membuang nafas dengan kasar. Dia kembali masuk ke dalam ruangannya tanpa memberikan respon apapun atas jawaban Amanda. Membuat gadis itu menjadi bimbang dan lagi-lagi merasa salah langkah.

"Farel, bisa ambilin air di pantry?" pinta Amanda. Sengaja menyuruh lelaki itu untuk pergi dulu agar suasananya tidak tegang.

Setelah keluar ruang divisi keuangan, Amanda memanjangkan lehernya untuk melihat rekan di depannya. "Tik? Emang nggak boleh, ya, anak magang nginput laporan keuangan?"

Kartika yang memang sempat mendengar permbicaraan Amanda dan Refal, mengendikan bahu tanda tidak tahu. Sementara Hari terlihat acuh tak acuh. Perilaku lelaki itu berbeda sekali hari ini.

Amanda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang