Happy Graduation

6.5K 210 12
                                        

Deru napasnya terdengar putus-putus dengan kaki yang terus menyusuri lorong gelap tak berujung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deru napasnya terdengar putus-putus dengan kaki yang terus menyusuri lorong gelap tak berujung. Sesekali dia menoleh ke belakang seperti memastikan sesuatu.

Perlahan langkahnya mulai memelan karena lututnya yang sudah lemas. Namun, kemunculan seseorang dengan pisau di tangannya membuat gadis itu kembali berlari.

"Tolong! Tolong!"

Rasa lelah bercampur takut akan orang tersebut. Napasnya pun semakin terengah-engah, sampai sebuah guncangan kuat membuatnya tersadar.

"Amanda? Amanda?" panggilan itu membuat matanya terbelalak. Amanda seperti orang yang dikejutkan oleh sesuatu.

"Lo mimpi buruk lagi, ya?" tanya Gadys yang membangunkan Amanda karena teriakan gadis itu.

Yang ditanya hanya membuang napasnya. Sejak kejadian Farel yang mencekiknya di samping gedung perusahaan, Amanda sering mimpi buruk. Bahkan di masa-masa sidang, gadis itu terkena insomnia karena ketakutan.

"Kita ke psikolog aja, ya? Gue punya temen yang buka Praktek sendiri. Janji, deh, nggak ngasih tau Tante Dania," bujuk Gadys yang merasa kasihan pada adik sepupunya itu. Namun, dia tetap mendapatkan penolakan seperti sebelum-sebelumnya.

"Lo balik tidur aja, baru jam 2 pagi," balas Amanda yang melirik jam di atas nakas. Mau tidak mau, Gadys harus keluar dari sana. Berharap jika Amanda bisa tertidur lagi, meskipun tidak yakin.

Benar saja, Amanda tidak bisa tidur lagi. Gadis itu membuka memilih membuka ponsel dan tenggelam dalam sosial media. Banyak hal yang berubah selama beberapa bulan ini, seperti; Farel dinyatakan bersalah dan mendapatkan hukuman penjara 7 tahun. Ayunda yang ikut membantu dalam kasusnya, diberikan beasiswa oleh Firma hukum milik pengacaranya dan dapat lanjut kuliah lagi. Kartika yang akan bertunangan minggu depan. Terakhir, hubungannya dengan Refal yang sudah berjalan 5 bulan. Namun, Amanda masih terbayang-bayang masa lalu, masa di mana dia mendapatkan teror dari Farel.

Gadis itu kaget saat seseorang menelponnya. Seseorang dengan nama kontak favorit person. Amanda pun menggeser tombol hijau dan menempelkan benda pipih itu di telinganya.

"Halo?"

"Belum tidur?" tanya Refal dari seberang sana.

"Udah tidur. Cuma tadi kebangun aja."

"Mimpi buruk lagi?"

Amanda bergumam sebagai balasan. Namun, dia tidak menceritakannya terlalu panjang karena tidak mau membuat Refal khawatir. "Kamu sendiri belum tidur?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Saya ngerjain sedikit kerjaan kantor karena besok nggak bisa masuk."

Ah iya, Amanda ingat jika besok Refal akan wisuda setelah menyelesaikan kuliahnya.

Amanda [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang